Liputan6.com, Kupang- Masalah air bersih di NTT menjadi persoalan krusial yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah karena, saat ini hampir setiap warga di daerah provinsi Kepulauan ini mengeluh kesulitan air bersih.
Mengatasi persoalan ini Calon Wakil Gubernur NTT, dari Paket Marhaen Emilia Julia Nomleni atau yang biasa disapa Mama Emi pun berjanji akan membuat seribu embung untuk mengatasi ketersediaan air ini.
”Jika dipercaya dan terpilih saat pilgub saya akan bangun seribu embung yang akan disediakan untuk daerah yang susah air,” kata Emi Nomleni saat melakukan kampanye dialogis di Pulau Pamana Kecamatan Alok Kabupaten Sikka.
Advertisement
Baca Juga
Dalam kunjungannya ke pulau itu, Emi Nomleni didampingi Lucia Adinda Lebu Raya istri dari Gubernur NTT, Frans Lebu Raya.
Emelia J. Nomleni bersama Lusia Adinda Lebu Raya bertolak dari pelabuhan Lorensyai menuju ke pulau Pamana menggunakan perahu motor.
Emi mengatakan kondisi pulau Pamana adalah pulau yang indah dan memberikan kesan yang luar biasa dari kondisi geografisnya.
"Pulaunya yang indah dengan hasil perikanannya yang luar biasa, namun kendala di pulau Pamana ialah air bersih," katanya.
Jika terpilih nanti, kata Mama Emi, ia akan berusaha mengatasi persoalan air bersih melalui berbagai program pro rakyat dengan konsep membangun dari desa.
Atasi Masalah TKI NTT
Angka kematian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal NTT di luar negeri sungguh memperihatinkan. Sepanjang 2018 saja, menurut data BNP2TKI, sedikitnya 18 TKI asal Flobamora meninggal di Malaysia.
Siapa saja pasti akan merasa iba dengan kenyataan ini. Tidak terkecuali Cawagub NTT, Emilia Julia Nomleni. Sebagai seorang perempuan, Mama Emi, sapaan akrabnya, merasa teriris hatinya setiap mendengar kabar duka soal pejuang devisa.
"Sebagai perempuan, saya merasa iba. Namun sebagai politisi, saya harus mencari jalan keluarnya," katanya, Jumat (23/3/2018).
Berbeda dengan politisi lain, yang kadang memberikan janji setinggi langit kepada masyarakat soal TKI, Mama Emi tidak ingin memberikan janji yang muluk-muluk kepada masyarakat NTT.
"Saya paham betul bagaimana sistem kerja birokrasi kita," kata Mama Emi tentang birokrasi urusan TKI sangat buruk saat ini.
Menurut pasangan paket Marianus Sae-Mama Emi (MaMa) ini, birokrasi membuat segala urusan menjadi lama dan lambat. Pelayanan yang bertele-tele juga membuat masyarakat menjadi apatis.
Namun Mama Emi memaparkan, kekerasan terhadap TKI bisa dikurangi jika semua elemen yang berkepentingan dari bawah sampai atas bisa bekerja sama.
"Tidak mungkin seorang pemimpin bekerja sendiri menangani sebuah masalah. Kalau terjadi masalah, tentu ada bagian-bagian yang, mungkin saja, kerjanya belum terlalu maksimal," ujarnya.
"Sosialisasi harus dilakukan terus-menerus. Penyadaran kepada masyarakat lebih penting, dari pada janji yang muluk-muluk," tegasnya.
Advertisement