Mama Emi Siap Selaraskan Pembangunan NTT dengan Program Jokowi

Cawagub Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 2, Emelia Julia Nomleni siap memaparkan visi dan misi yang pernah dibahasnya bersama Cagub Marianus Sae.

oleh Amar Ola Keda diperbarui 06 Apr 2018, 09:22 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2018, 09:22 WIB
Pilkada NTT
Mama Emi saat berbicara di depan para pendukung (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang- Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut 2, Emelia Julia Nomleni siap memaparkan visi dan misi yang pernah dibahasnya bersama Cagub Marianus Sae. Pemaparan itu akan dilakukan dalam Debat Cagub-Cawagub NTT 2018-2023.

"Saya bersama Marianus Sae jauh hari sudah menyiapkan visi dan misi yang bisa mengatasi berbagai masalah di NTT. Visi dan misi ini banyak program-program yang diharapkan membawa NTT menjadi salah satu daerah maju ke depannya," kata Mama Emi, sapaan akrabnya.

Pada debat yang rencananya dipandu presenter Tina Talisa dan disiarkan langsung iNews itu akan membahas dua topik utama yakni pembangunan ekonomi dan infrastruktur.

Terkait pembangunan ekonomi NTT, Mama Emi mengatakan saat ini pertumbuhan ekonomi NTT yang dipimpin Gubernur Frans Lebu Raya hampir menyamai tingkat nasional yaitu sebesar 5,18 persen. Untuk itu, Mama Emi akan mempertahankan beberapa program pembangunan ekonomi yang sudah ada. Salah satunya yakni program Desa Mandiri Anggur Merah yang selaras dengan program Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan membangun ekonomi dari desa.

"Bicara soal pemberdayaan ekonomi, program Desa Mandiri Anggur Merah tentu tetap diteruskan, program ini merupakan program unggulan dari gubernur sekarang yakni Bapak Frans Lebu Raya," ujarnya.

Kendati demikian, sambung dia, program Desa Mandiri Anggur Merah akan dilakukan kajian dan evaluasi mendalam. Hal ini dilakukan dalam upaya menyelaraskan dengan program pemerintah Presiden Jokowi.

"Sebab Program ini bagian dari program yang menjadi kekuatan pemberdayaan ekonomi rakyat. Kekuatan ekonomi itu sesungguhnya bagaimana masyarakat harus mendapatkan penguatan-penguatan pemberdayaan ekonomi dari pemerintah," tuturnya.

Mengenai infrastuktur pasangan Mama Emi, Marianus Sae yang sebelumnya menjabat Bupati Ngada sudah berhasil membangun kabupaten tersebut. Beberapa proyek infrastuktur yang berhasil dikerjakan yakni rumah gratis, jalan hot mix Desa Waepana, Kecamatan Soa dan Desa Boba, Kecamatan Golewa. Kemudian pembangunan jembatan penghubung diantaranya Jembatan Waebana, Golewa Selatan, Jembatan Ululeo, Kecamatan Soa dan Jemabatan Leko Boba, Kecamatan Golewa.

Mama Emi pun berjanji akan menggunakan dana APBD NTT sebesar Rp 4,8 triliun demi memajukan dan mensejahterakan masyarakat.

“Kami memastikan akan menghitung dengan teliti setiap kebutuhan dan memastikan cukup untuk menjawab kebutuhan terutama dalam bidang pembangunan ekonomi dan infrastuktur,” ungkapnya.

Mama Emi menjelaskan pembangunan infrastruktur yang digelorakan pemerintah Presiden Jokowi saat ini penting bagi NTT terutama dalam hal pemerataan ekonomi yang berkeadilan agar bisa mengatasi kemiskinan dan ketimpangan sosial.

“NTT yang masih berkutat dengan persoalan kemiskinan dan pengangguran, sangat membutuhkan pembangunan infrastruktur untuk menunjang sektor andalan untuk keluar dari ketertinggalannnya,” jelasnya.

Lebih jauh, Mama Emi mengungkapkan dirinya bersama Marianus Sae melihat langsung masyarakat NTT yang sebagian besar hidup sebagai petani dan nelayan masih sangat tergantung dengan infrastruktur. Sehingga diharapkan adanya aksesibilitas jaringan infrastruktur yang baik dan lancar, maka peluang perdagangan hasil-hasil bumi akan lancar dan berhasil guna.

“Pembangunan infrastruktur dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat atas angkutan barang dan jasa yang aman, nyaman dan berdaya guna benar-benar akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini sudah saya dan Marianus Sae rancang demi kemajuan NTT sendiri,”ungkapnya.

Pada acara debat nanti, ada tiga panelis yakni Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Fredrik L. Benu, Dosen Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang Frits Fanggidae, dan Theodorus Widodo dari kalangan profesional.

Ajak Warga NTT Perangi Berita Hoax

Pilkada NTT
Mama Emi nginap di rumah warga saat mengikuti prosesi Semana Santa Larantuka (Liputan6.com/Ola Keda)

Cawagub NTT nomor urut 2, Emelia Julia Nomleni, khawatir dengan semakin maraknya berita hoax di tengah masyarakat dewasa ini. Untuk itu dia mengajak seluruh masyarakat NTT untuk memerangi informasi bohong tersebut.

Mama Emi, sapaan akrab Emelia, sendiri pernah menjadi korban berita hoax yang menyebut dia sudah didiskualifikasi sebagai kandidat Pilgub NTT 2018. Padahal, kabar itu jelas-jelas tidak benar.

"Selama ini pemerintah kadang melakukan penertiban. Tapi persoalan memerangi berita hoax ini sebenarnya tergantung dari pribadi masing-masing. Masyarakat harus dilibatkan, bergandengan tangan memerangi berita hoax ini," kata Mama Emi di Kupang, Rabu (4/4/2018).

Pasangan Marianus Sae ini mengatakan, berita hoax itu kadang membuat orang takut, galau, bahkan terjebak dalam situasi penuh ketidakpastian.

Mata rantai berita hoax ini, lanjutnya, harus diputus karena bisa menggangu ketentraman dan keberagaman yang selama ini diperjuangkan.

"Ketika ada berita yang tidak benar disampaikan ke semua orang, akan menimbulkan hal-hal yang akan memisahkan satu dengan yang lain. Karena berita itu membuat orang berada dalam ketakutan, ketidakpastian, dan kadang menimbulkan pertentangan yang dalam antarsesama masyarakat," katanya menjelaskan.

"Kalau masyakarat merasa bahwa suatu informasi itu tidak benar, jangan diteruskan. Harus putus di situ. Intinya, memerangi berita hoax ini dimulai dari diri kita masing-masing. Jangan lanjutkan informasi yang tidak benar," imbuhnya menegaskan.

Menurut Mama Emi, alasan sederhana seseorang harus menyebarkan berita hoax, adalah agar mendapatkan pengakuan dari masyarakat.

"Alasan sederhana seseorang harus menyebarkan berita hoax, adalah agar mendapatkan pengakuan, bahwa dialah yang lebih dahulu mendapatkan sebuah informasi. Padahal ketika ditelurusi, berita yang disebarkan itu tidak benar," jelasnya.

"Lalu ketika sudah jelas duduk perkaranya, kita akhirnya sibuk dengan klarifikasi-klarifikasi, yang sebenarnya tidak perlu terjadi, jika kita menahan diri untuk menyebarkan sebuah berita hoax," sambungnya.

Perempuan berambut putih ini lagi-lagi menegaskan, persoalan ini akan cepat teratasi jika masyarakat turut dilibatkan.

"Konkretnya begini. Masyarakat harus diajarkan untuk lebih melihat ini sebagai sesuatu yang harus diperangi secara bersama-sama. Tanpa melibatkan masyarakat, saya pikir perjuangan ini takkan sempurna, karena masyarakatlah pelaku kehidupan ini," tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya