Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menyebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah mengerucutkan dua dari sembilan nama kadernya untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
"Dari PKS memang ada nama yang mengerucut itu adalah Pak Aher (Ahmad Heryawan), ada Pak Ketua Majelis Syuro Pak Salim (Salim Segaf Al-Jufri) dan lain lain," kata Fadli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/6).
Sementara, nama Anies Baswedan sendiri juga diusulkan menjadi pendamping Prabowo Subianto. Gerindra juga membantah bila figur Anies dicalonkan untuk kursi RI 1.
Advertisement
"Sebagai Capres (Anies) saya kira gak ada ya memang pembicaraan itu. Kalau sebagai cawapres memang ada yang mengusulkan gitu," ujarnya.
Meski demikian, nama nama untuk Pilpres masih tentatif. Gerindra masih ingin menguatkan ikatan koalisi bersama PKS, PAN maupun Demokrat. Ketiga partai itu memiliki jagoannya masing masing yakni Zulkifli Hasan dari PAN dan Agus Harimurti Yudhoyono dari Demokrat. Untuk PKS masih mengunci di sembilan nama.
"Ya itu kan mangkanya sudah ada dari Demokrat ada nanti kita dudukkan bersama-sama," tandas Fadli.
Â
Power Sharing
Fadli Zon mengatakan, pihaknya belum membicarakan soal bagi-bagi kursi terkait Pilpres 2019. Menurut Fadli, Gerindra masih fokus membangun koalisi.
"Belum ada. Belumlah kalau power sharing (bagi-bagi kekuasaan) pastikan bersama-sama. Kalau bagi-bagi menteri ya nanti dululah," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/7/2018).
Fadli mengatakan, pembahasan power sharing memang pasti akan dibicarakan. Namun dia menegaskan hingga kini belum ada pembicaraan intensif mengenai pembagian kursi menteri.
"Ya maksudnya pembagian itu belum ada. nomenklatur dan sebagainya belum ada. Yang kira bicarakan sekarang ini formasi di awalnya dulu nanti baru bagaimana cara menghandelnya," ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Seramengatakan, pernah meminta Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Salahuddin Uno untuk mulai memikirkan pembagian kursi menteri. Dia mengusulkan 50 persen untuk partai dan 50 persen untuk profesional.
"Ya duduk aja bareng. Ayo gimana power sharing-nya. Usul saya, jumlah kementerian potong, karena ini sangat tidak efisien. Kan 34 nah angka 25, 26 cukup. Atau 50 persen jatahnya profesional, monggo. Jadi 50 persen jatahnya parpol. Katakan 13, 14 ambil. Monggo dibagi dan fair kok," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Senayan,Jakarta, Kamis (5/7).
Menurutnya, pembagian kekuasaan ini harus juga dibahas dengan beberapa partai yang ingin mengusung Ketua Umum Partai Gerindra untuk jadi Calon Presiden 2019. Di antaranya PAN dan PBB kemudian juga dengan partai yang berencana bergabung yakni Demokrat dan PKB.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra dan Sania Mashabi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement