Luhut: Biarkan Jokowi-Prabowo Bertarung Konsep, Tanpa SARA

Inti pembicaraan, antara lain agar suksesi kepemimpinan yang sedang berlangsung dapat menjadi momen mempererat kesatuan bangsa. Sehingga tema-tema seputar SARA tidak dibawa ke konten kampanye.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2018, 14:53 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2018, 14:53 WIB
Momen Keakraban SBY, Prabowo, dan Jokowi
Dua calon Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dari Partai PDIP dan Prabowo Subianto dari Partai Gerindra saling merangkul selama sesi debat pilpres 2014 di Jakarta pada 9 Juni 2014. (AP Photo/Dita Alangkara)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi positif majunya Jokowi dan Prabowo dalam pertarungan Pilpres 2019 nanti. Luhut mengaku secara pribadi telah bicara dengan Prabowo.

Inti pembicaraan, antara lain agar suksesi kepemimpinan yang sedang berlangsung dapat menjadi momen mempererat kesatuan bangsa. Sehingga tema-tema seputar SARA tidak dibawa ke konten kampanye.

"Saya kira bagus. Saya kenal dua-duanya. Pak Prabowo lama jadi wakil saya (selama bertugas di Kopassus). Saya kenal baik. Biarkan mereka berdua bertarung. Tapi dengan konsep. Jangan lagi pakai agama. Dan saya bilang sama Pak Prabowo itu, 'Wo (sapaan akrab Prabowo), kamu nanti maju, ya maju. Jangan lagi pakai agama untuk kampanye kasian bangsa ini'," ungkapnya di acara talkshow Youth X Public Figure Vol. 6 dengan tema 'Nasionalisme Versi Gue', " Jakarta, Sabtu (11/8/2018).

Luhut mengatakan, Prabowo menanggapi positif pesan tersebut. Prabowo yang pernah menjadi koleganya di Kopassus sudah berkomitmen untuk menjaga situasi bangsa tetap kondusif meski masyarakat nantinya terbagi dalam pilihan masing-masing.

"Dia (Prabowo) bilang, 'Oh, Bang, setuju'," kisahnya.

"Sehingga biarkan mereka (Jokowi dan Prabowo) saat kampanye, bicara soal ekonomi, soal kemiskinan, yang buat Indonesia ini maju," lanjut Luhut.

Kepada generasi yang menyaksikan talkshow tersebut, Luhut berpesan agar perbedaan pilihan atau pandangan politik tidak boleh menciderai persatuan dan tali silaturahmi.

"Kamu ini saya titip. Boleh beda pendapat tapi tidak boleh musuhan. Itu sangat penting. Seperti saya dengan Pak Prabowo, kita tidak cocok dalam konteks (politik), tapi tidak musuhan," dia menandaskan.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya