Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin hari ini bertemu tokoh senior Muhammadiyah Buya Syafii Maarif di Jalan Halmahera, Gamping, Sleman. Pertemuan hanya berlangsung singkat, kurang lebih 15 menit.
"Beliau ini sahabat dekat saya, kebetulan bersama-sama di BPIP yaitu Badan Pembina Ideologi Pancasila. Sama-sama anggota BPIP cuma karena saya jadi cawapres, maka saya harus mundur dari BPIP. Itu aturannya," ucap Ma'ruf di lokasi, Senin (15/10/2018).
Dia mengungkapkan, sempat berbincang-bincang meminta masukan. Masukan Syafii, kata Ketua MUI nonaktif ini, akan menjadi bahan pertimbangan bila ia dan Jokowi terpilih.
Advertisement
"Yang paling penting beliau sampaikan kalau jadi wapres, harus menjadi wapres seluruh rakyat Indonesia. Walaupun bukan pendukung, katakan misalnya rival politik, tetap kita berlakukan yang sama," ungkap Ma'ruf.
Syafii juga menyoroti soal kemajemukan bangsa Indonesia. Ia menitipkan agar keragaman dipelihara oleh Ma'ruf.
"Jangan sampai ada kelompok-kelompok yang di diskriminasi, tidak diberikan pelayanan. Itu saya kira sangat penting untuk menjaga dan merawat," tutur Ma'ruf.
Â
Tak Cuma Islam Nusantara
Selain itu, lanjut Ma'ruf, Syafii juga meminta tak hanya jargon Islam Nusantara saja yang nantinya diusung. Slogan ini tengah diusung oleh Nahdlatul Ulama yang merupakan organisasi tempat Ma'ruf bernaung.
"Beliau bilang jangan hanya Islam Nusantara, tetapi juga Islam berkemajuan, yang menjadi motonya Muhammadiyah. Karena itu saya akan selalu membawa bukan hanya Islam Nusantara, tapi Islam berkemajuan," tukasnya.
Saksikan video pilihan di bawah iniÂ
Advertisement