Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto telah mengucapkan permintaan maaf lantaran membuat warga Boyolali tersinggung atas pernyataan 'tampang Boyolali'. Lewat Jubirnya Dahnil Anzar Simanjuntak, Prabowo mengaku hanya bermaksud bercanda.
Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir enggan mempersepsikan macam-macam soal permintaan maaf tersebut. Menurutnya hanya Tuhan yang bisa menilai apakah permintaan maaf itu benar-benar tulus.
"Mungkin kan kalau tulus itu yang tahu Allah, itu kan Allah sendiri yang menilai nanti. Kalau kita hidup kan ada masanya. Habis itu pasti kan, nah, yang ada di atas yang menentukan. Ini bukan karena gara-gara pulang umrah ya, sok agamais. Ini realita, pemimpin itu memang harus tegas, tapi membimbing," ujar Erick di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 8 November 2018.
Advertisement
Sebagai pemimpin, Prabowo disebut wajar dan lumrah menyampaikan maaf. Dia beranggapan Prabowo mungkin saja tak ada unsur kesengajaan.
"Saya rasa wajar aja, beliau meminta maaf ya kan. Kita ini kan bangsa besar, bisa aja tidak disengaja," kata Erick.
Namun, Erick menilai perlu dipertanyakan mengapa berkali-kali Prabowo menyampaikan permintaan maaf.
"Yang paling penting justru kalau sengaja berkali-kali meminta maaf itu yang bahaya. Kenapa, kalau berkali-kali minta maaf ada sebuah hal-hal yang tadi yang ini menjadi konsern," pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Penjelasan Prabowo
Dalam pernyataan maafnya, Prabowo menjelaskan, tidak ada niat sedikitpun untuk menghina warga Boyolali. Menurut dia, konteks bicaranya sebagai seorang keluarga dengan para pendukung yang hadir pada waktu itu.
"Cara saya kalau bicara familier, istilahnya mungkin bahasa sebagai seorang teman. Audiens pada waktu itu enggak terlalu besar paling hanya 400-500an orang, kader dari partai koalisi, peresmian kantor pemenangan," jelas Prabowo.
Prabowo juga menjelaskan, saat itu dia bicara hampir satu jam. Tapi video yang beredar hanya dua menit. Konteks yang dibicarakan pada waktu itu terkait kondisi kesenjangan yang terjadi di Indonesia. Yang menurut dia, disparitas yang terjadi antara si kaya dan si miskin semakin lebar.
"Kalau saya tampang Bojong Koneng terima kasihlah. Ya tapi kalau saya, maksud saya tidak negatif, tapi kalau ada yang merasa tersinggung saya minta maaf, maksud saya tidak seperti itu," jelas Prabowo.
Dia pun heran, maksudnya untuk melucu malah menjadi persoalan. Menurut dia, Pilpres 2019 akan membosankan apabila tak boleh ada candaan.
"Kalau kita enggak boleh melucu, seloroh, joking, enggak boleh bercanda, ya bosen tidurlah nanti semua capek, mereka kasihan, saya kira begitu maksud saya," tutup Prabowo.
Reporter:Â Ahda Bayhaqi
Sumber:Â Merdeka.com
Advertisement