Liputan6.com, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta telah menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) III sejak kamis kemarin. Di hari terakhir, Jumat (16/11/2018), Pelaksana Tugas (plt) Ketua Umum PPP Humprey Djemat telah disahkan sebagai Ketum.
Selain itu, salah satu rekomendasinya PPP versi Muktamar Jakarta, akan mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019.
Baca Juga
"Forum Mukernas III PPP Muktamar Jakarta akan menjatuhkan politik untuk berjuang dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia nomor urut 02, yakni pasangan Prabowo-Sandi dalam momentum menuju Pilpres 2019," ucap Humprey di kantornya, Jalan Talang, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (16/11/2018).
Advertisement
Terkait dukungan tersebut, masih kata dia, pihaknya akan menggunakan semua sumber daya partai. Mulai dari akar rumput sampai tingkatan Dewam Pimpinan Pusat (DPP).
"Terkait dengan dukungan kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Forum Mukernas III PPP Muktamar Jakarta akan menggunakan semua sumber daya partai mulai dari struktur DPP, DPD PPP dan kader di akar rumput yang hingga kini masih solid dan terpelihara, guna membantu kemenangan Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02," ungkap Humprey.
Selain itu, lanjut dia, rekomendasi Mukernas III itu juga mengamanatkan kepada DPP agar mengambil langkah-langkah konkrit.
"Guna menjembatani aspirasi dan komunikasi beserta Mukernas III PPP Muktamar Jakarta dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02," kata Humprey.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Alasan Pilih Prabowo-Sandiaga
Adapun alasan PPP versi Muktamar Jakarta menambatkan pilihan di kubu Prabowo-Sandiaga, kata Humprey, adalah karena aspirasi dari seluruh daerah. Dan akhirnya disampaikan di Mukernas dan diputuskan bersama.
"Pertama, aspirasi umat dari daerah masing-masing. Dan di Mukernas ini dibicarakan dan diputuskan pilihan kita kepada 02," jelas Humprey.
Menurut dia, tak merapatnya PPP Muktamar Jakarta ke kubu Jokowi-Ma'ruf, salah satu alasannya adalah Romahurmuziy atau Romy, kata Humprey, yang masih enggan bicara islah. Sehingga sulit untuk masuk ke sana.
"Dengan sikap Romy ini, gimana kita mau dukung Pak Jokowi. Ada tembok besar disana. Tapi mendukung (Prabowo-Sandiaga) juga kan aspirasi dari daerah," Humprey memungkasi.
Advertisement