Tak Terpengaruh Pilkada, Tim Jokowi-Ma'ruf Yakin Raih 60 Persen di DKI

Prasetio mengatakan, masyarakat sudah punya pilihan di Pilpres 2019, tinggal bagaimana mensosialisasikan di Jakarta untuk kemenangan Jokowi-Ma'ruf.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 23 Nov 2018, 17:26 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2018, 17:26 WIB
Gaya Pidato Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi Usai Dapat Nomor Urut
Pasangan capres-cawapres Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin (kanan) menunjukkan nomor urut peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapatkan nomor urut 01. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma'ruf DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi mengatakan, pihaknya yakin bisa mendulang 60 persen suara di Ibu Kota.

"Target kita ya enggak muluk-muluk. Kemarin kita posisi di pilkada 42 persen, kita bisa menargetkan Pak Jokowi-Ma'ruf di atas 60 persen," ucap Prasetio di Jakarta, Jumat (23/11/2018).

Politikus PDIP ini, menegaskan, masyarakat sudah mulai cerdas dan tidak akan terpengaruh dengan Pilkada DKI 2017. Saat itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang diusung PDIP kalah dengan Anies Baswedan yang diusung Gerindra.

"Masyarakat Jakarta sudah bisa menilai. Beda masalah Pak Jokowi dan Ahok. Ini masyarakat sudah bisa merasakan bagaimana tangan Pak Jokowi sebagai gubernur, bagaimana saat jadi Presiden. Jakarta sekarang sudah banyak perkembangan, infrastruktur sudah terkoneksi seluruh Indonesia," ungkap Prasetio.

Dia mengatakan, masyarakat sudah punya pilihan di Pilpres 2019, tinggal bagaimana mensosialisasikan di Jakarta untuk kemenangan Jokowi-Ma'ruf.

Dia menegaskan, memang ada yang mencoba-coba menggunakan isu Ahok dan Jokowi di lapangan. Tapi gagal.

"Ada yang mencoba-coba. Tapi setelah dijelaskan ke masyarakat, mereka mengerti. Saya rasa positif Pak Jokowi terhadap masyarakat. Banyaklah (yang mencoba-coba). Kita kan turun ke bawah. Ada yang pembusukan. Akhirnya masyarakat juga tahu. Antara Pak Ahok dan Jokowi enggak ada kaitannya dengan urusan masing-masing," pungkas Prasetio.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jokowi Kesal Dituduh PKI

Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menyinggung maraknya informasi bohong dan fitnah di media sosial memasuki tahun politik. Salah satunya, isu yang menyebutkan bahwa Jokowi merupakan aktivis Partai Komunis Indonesia (PKI).

Ini disampaikan Jokowi saat membagikan 1.300 sertifikat tanah untuk warga Lampung Tengah di Lapangan Tenis Indoor Gunung Sugih, Lampung Tengah, Jumat (23/11/2018).

"Coba lihat di medsos, Presiden Jokowi itu PKI. Fitnah-fitnah seperti itu," kata dia.

Jokowi menegaskan dia bukan aktivis PKI. PKI sudah dibubarkan pada 12 Maret 1966, sedangkan Jokowi baru dilahirkan 21 Juni 1961.

"Saat PKI dibubarkan saya baru 4 tahun. Kok bisa diisukan Jokowi aktivis PKI, masak ada PKI balita," ujarnya.

Selama empat tahun menjadi Presiden, Jokowi mengatakan dirinya selalu dikaitkan dengan PKI. Jokowi merasa kesal dan mencari siapa yang menyebar isu bohong tersebut.

"Ini yang kadang-kadang haduh... Mau saya tabok orangnya di mana, saya cari betul," kata Jokowi.

"Saya ini sudah 4 tahun digini-giniin sabar, sabar ya Allah, sabar, sabar. Tapi sekarang saya berbicara karena jangan sampai ada 9 juta orang percaya terhadap berita-berita begini," sambungnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya