PKS Yakin PAN Masih Sejalan Dukung Prabowo-Sandi

Namun DPW PAN di beberapa daerah mendeklarasikan diri mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Des 2018, 20:38 WIB
Diterbitkan 14 Des 2018, 20:38 WIB
Gaya Pidato Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi Usai Dapat Nomor Urut
Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) memberikan pidato usai mengambil nomor urut peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan nomor urut 02. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) di beberapa daerah mendeklarasikan diri mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin.

Padahal, PAN bersama dengan Gerindra, PKS, dan Demokrat sudah memutuskan mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno di Pilpres 2019.

Sebagai rekan koalisi, Direktur Pencapresan PKS Suhud Alyuddin menanggapi santai isu tersebut. Dia yakin PAN akan tetap solid mendukung Prabowo-Sandi.

"Hal itu dinamika saja di internal partai. Kalau di level kepengurusan tingkat pusat kami kira solid. Terbukti misalnya PAN mengambil sikap atas kadernya di Kalsel yang membelot dari kebijakan pusat," kata Suhud saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (14/12/2018).

Suhud tidak memungkiri bahwa masing-masing partai bertanggungjawab untuk bisa selamat dari ambang batas parlemen atau parliamentary treshold, termasuk PAN.

"Di internal masing-masing partai memang ada beban untuk menyelamatkan partai dari 'ancaman' Parliamentary Treshold," ungkapnya.

"Sehingga harus mensinergikan antara Pilpres dengan Pileg setiap partai yang tak memiliki capres atau cawapres harus mencari alternatif strategi untuk tetap mendapatkan dampak elektoral," sambungnya.

Satu Suara Dukung Prabowo-Sandi

Meski begitu, Juru Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini tetap memastikan partainya satu suara mendukung paslon nomor 02. Sebab, Prabowo-Sandi adalah hasil dari pembahasan Ijtima Ulama.

"Hingga hari ini kami lihat di media sosial gerakan tagar #2019GantiPresiden masih besar. Itu artinya keinginan sebagian masyarakat untuk mengganti Presiden sangat besar," ucap Suhud.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya