Prabowo: Ada Orangtua Gantung Diri karena Tak Mampu Hidupi Anak-anaknya

Dalam pidatonya, Prabowo mengingatkan tentang kondisi Indonesia yang harus diselamatkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jan 2019, 15:23 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2019, 15:23 WIB
Kehangatan Prabowo Subianto Saat Hadiri Rakernas LDII
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berpidato dalam Rakernas LDII di Pondok Gede, Jakarta, Kamis (11/10). Rakernas LDII mengambil tema "LDII Untuk Bangsa". (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Capres Prabowo Subianto melanjutkan safari politiknya di musim kampanye Pilpres 2019. Prabowo kali ini mengunjungi Sulawesi Tengah untuk bertemu dengan para kader dan simpatisan Partai Gerindra.

Dalam pidatonya, Prabowo mengingatkan tentang kondisi Indonesia yang harus diselamatkan. Ketum Gerindra itu ingin memimpin Indonesia dengan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi.

"Kita masih punya pekerjaan yang berat, kita harus selamatkan masa depan bangsa kita, kita harus memiliki pemerintah yang bersih dan tidak korupsi," kata Prabowo mengawali pidatonya yang disiarkan secara langsung melalui akun Facebook resmi miliknya, Selasa (8/1).

Dia mengakui, dirinya bukan orang terbaik yang mampu memimpin bangsa ini. Namun, dia mengaku paham persoalan bangsa yang sedang dihadapi saat ini.

"Saya bukan orang terbaik, saya manusia biasa, saya sadar, saya mengerti, saya kira mungkin bedanya saya mengerti apa yang sedang terjadi pada negara kita. Negara kita sedang sudah lama dikecewakan oleh elite-elite di Jakarta," tegas Prabowo.

Dia mengajak para kader dan simpatisan Gerindra untuk bekerja keras memenangkan Pilpres 2019. Dia tak ingin lagi melihat, kekayaan Indonesia hanya dinikmati oleh sekelompok orang yang disebutnya elite Jakarta.

"Elite di Jakarta sudah menikmati kekayaan kita, tapi tidak mau berpikir rakyat susah, kerjanya hanya ngurus dirinya sendiri dan kelompoknya saja, saya paham, saya saksi mata, saya kenal mereka semua. Jangan kalian telalu terkesan dengan orang di Jakarta," sindir Prabowo.

 

Tak Mau Dibohongi

Gaya Pidato Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi Usai Dapat Nomor Urut
Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan) memberikan pidato usai mengambil nomor urut peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan nomor urut 02. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Prabowo percaya, rakyat saat ini sudah tak mau lagi dibohongi. Menurut dia, rakyat juga sudah tak mau lagi disogok dengan uang dan sembako saat Pemilu.

Prabowo sedih melihat kehidupan rakyat Indonesia saat ini masih miskin. Padahal, bangsa asing ramai-ramai menuju Indonesia sejak ratusan tahun, sebagai bukti bahwa negara Indonesai memiliki kekayaan melimpah.

"Kita bangsa paling kaya, sangat kaya, nyatanya ratusan tahun bangsa lain datang ke kita, tapi negara kita, bangsa kita, rakyat kita masih banyak yang msikin," cerita Prabowo.

"Di Jabar, baru saya beberpaa hari lalu dapat laporan, ada satu tempat di mana keluarga di situ makannya susah, ada yang sehari sekali makan, ada yang dua kali sehari makan.

Lebih parahnya lagi, Prabowo mendapat laporan bahwa ada kasus kepala keluarga yang tak lagi mampu menghidupi anak istrinya terpaksa bunuh diri.

"Saya dapat laporan, ada orangtua gantung diri karena dia tidak bisa memberi kehidupan untuk anak-anaknya, hal ini tidak boleh terjadi di Republik kita," ucap Prabowo menegaskan.

Reporter: Randy Ferdi Firdaus

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya