Timses: Jokowi Bukan Menyerang, Hanya Memberikan Pendidikan Politik

Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, menilai apa yang dilakukan Jokowi bukan bertujuan untuk menyerang rivalnya, Prabowo Subianto.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 04 Feb 2019, 08:28 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2019, 08:28 WIB
Debat Pilpres 2019
Capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi (kiri) dan Ma'ruf Amin saat memaparkan visi misi dalam debat Pilpres 2019, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Saat bertemu dengan para relawannya di Jawa Tengah, Minggu 3 Februari 2019 kemarin, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat menyindir soal serangan-serangan yang dilancarkan lawannya.

Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, menilai apa yang dilakukan Jokowi bukan bertujuan untuk menyerang rivalnya, Prabowo Subianto.

"Pak Jokowi tidak ofensif. Pak Jokowi hanya melakukan pendidikan politik kepada rakyat," ucap Wakil Sekretaris TKN, Raja Juli Antoni kepada Liputan6.com, Senin (4/2/2019).

Dia menuturkan, apa yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta itu, adalah agar rakyat bisa membedakan mana pemimpin yang optimistis dan pesimistis.

"Mana pemimpin yang grasa-grusu ketika menerima informasi, mana pemimpin yang tertata dan tidak emosional," ungkap Raja.

Dia menuturkan, Jokowi tentu saja suka dengan kompetisi demokrasi. Tapi jangan menggunakan nafsu dan ambisi politik, dengan melempar data-data yang salah, bahkan berbohong.

"Sekali lagi, Pak Jokowi hanya sedang melakukan pendidikan politik, agar hati-hati memilih pemimpin yang mengumbar retorika tapi tidak bisa kerja," pungkasnya.

Sebelumnya, saat menyambangi Koalisi Alumni Diponegoro, Jokowi memberikan pesan kepada para alumni yang merupakan kaum intelektual ini, untuk bisa melawan hoaks.

"Saya berhadapan dengan intelektual-intelektual yang bisa kita harapkan bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat. Jangan sampai kita biarkan hoaks ini merajalela sampai ke desa-desa, sangat berbahaya sekali," kata Jokowi di hadapan koalisi Alumni.

Dia memberikan contoh beberapa isu hoaks yang merajalela jelang Pilpres, mulai dari 7 kontainer sudah dicoblos, hingga selang darah dipakai 40 kali di rumah sakit.

"Saya berikan contoh, katanya ada 7 kontainer yang sudah dicoblos. 7 Kontainer itu kalau saya hitung 80 juta kertasnya (surat suara). Begitu dijawab diam," kata Jokowi.

"Besoknya keluar lagi selang darah dipakai sampai 40 kali. Dijawab lagi dari RSCM, diam," lanjut Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Singgung Ratna Sarumpaet

Tidak hanya itu, Jokowi juga mengungkit terkait kasus hoaks yang menjerat Ratna Sarumpaet. Dia mengatakan Ratna sebagai pihak yang sudah dikenalnya adalah orang yang jujur dan berani. Karena itu, Jokowi pun mengacungkan jempol kepada Ratna.

"Sehingga waktu terakhir sudah ramai, beliau sampaikan apa adanya. Saya sampaikan apa adanya, saya acungi jempol pada Mba Ratna Sarumpaet ngomong apa adanya," ungkap Jokowi.

Dia mengatakan yang tidak benar adalah yang memberikan informasi bahwa Ratna babak belur lantaran dipukuli dan dianiaya. "Itu enggak benar. Itu maunya apa sih? Maunya sebetulnya apa? Nuduh kita kriminalisasi, itu saja sebetulnya arahnya," kata Jokowi.

Jokowi pun yakin masyarakat kini sudah cerdas. Dan tidak bisa termakan hoaks. "Tapi masyarakat sekarang ini cerdas dan masyarakat pintar-pintar. Dipikir masyarakat masih bodoh-bodoh," tegas Jokowi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya