Survei Indikator: Mayoritas Masyarakat Ingin Pilkada 2020 Ditunda

Survei Indikator Politik Indonesia menunjukan sebagian besar masyarakat menginginkan Pilkada Serentak 2020 ditunda saat pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jul 2020, 13:15 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2020, 13:15 WIB
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)

Liputan6.com, Jakarta Survei Indikator Politik Indonesia menunjukan sebagian besar masyarakat menginginkan Pilkada Serentak 2020 ditunda saat pandemi Covid-19. Sebanyak 63,1 persen responden memilih Pilkada 2020 yang akan digelar Desember mendatang agar ditunda.

"Mayoritas publik menilai Pilkada Serentak 2020 ini sebaiknya ditunda pelaksanaannya terkait situasi wabah yang melanda," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat pemaparan survei, Selasa (21/7/2020).

Sementara responden yang menyatakan pilkada sebaiknya tetap digelar pada Desember sebanyak 34,3 persen.

Responden yang menginginkan pilkada dilanjutkan, lebih memilih metode pencoblosan tetap di TPS. Sebanyak 78,1 persen memilih pencoblosan langsung di TPS dan 18,1 persen memilih secara elektronik.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Mayoritas Ingin Kampanye Terbuka

Mayoritas yang setuju pilkada dilanjutkan menginginkan kampanye terbuka seperti biasa sebanyak 61,1 persen. Yang memilih kampanye secara tertutup sebanyak 34,4 persen.

"Pada kelompok yang setuju pilkada tetap dilaksanakan bulan Desember yang akan datang, mayoritas lebih menyukai mekanisme pemilihan di TPS dan kegiatan kampanye terbuka sebagaimana biasanya, masing-masing 78 persen dan 61 persen," ujar Burhanuddin.

Survei nasional Indikator Politik Indonesia ini dilakukan 13-16 Juli 2020. Survei dilakukan dengan kontak telepon dengan menggunakan sampel sebanyak 1.200 responden. Metode survei menggunakan simple random sampling dengan toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Reporter: Ahda

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya