Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Nasdem, Ahmad M Ali mengkahawatirkan adanya praktik politik identitas di gelaran Pilkada serentak 2020 ini, khususnya di Pilkada Sulawesi Tengah (Sulteng). Menurutnya, praktik tersebut telah menodai kebebasan dalam berdemokrasi.
Ali mengungkapkan, dengan hadirnya politik identitas akan dapat melahirkan hal-hal negatif untuk masyarakat. Mulai dari hoaks, ujaran kebencian, dan kampanye hitam sebagai turunannya. Politik identitas bersandar pada Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).
Baca Juga
Padahal, kata dia, kelengkapan tersebut sesungguhnya tidak berhubungan dengan kualitas calon pemimpin, dalam hal ini Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sulteng.
Advertisement
Lantaran hal yang demikian mudah dipakai untuk mengaburkan pemilih dari objektivitas.
"Dalam menghadapi Pilkada ini kita tidak harus menumbuh suburkan politik identitas. Karena sesungguhnya kami sepakat Pilkada ini adalah mencari pemimpin bukan untuk golongan tapi seluruh masyarakat Sulteng," ujar Ahmad M Ali di Tentena, Poso.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Lahirkan Perpecahan
Ali mengatakan, dampak paling ekstrem dari politik identitas ialah perpecahan di masyarakat. Karenanya dia mengajak masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah agar dapat memilih pemimpin yang mempunyai rekam jejak yang jelas. Bukannya malah menyibukkan diri dan larut dalam hasutan berbasis SARA.
Oleh karenanya dia berharap Pilkada 2020 harus bebas dari politik identitas yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan. Sehingga dapat melahirkan seorang pemimpin yang benar - benar bisa memajukan dan menyejahterakan masyarakat.
"Siapa yang bisa memberikan gagasan lebih meyakinkan menyejahterakan masyarakat. Maka Insya Allah masyarakat akan berada pada barisan tersebut tanpa melihat dia dari mana, agama mana dan kelompok mana," tandasnya.
Advertisement