Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengkritik calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan terkait polusi di Jakarta. Hal itu disampaikan Prabowo saat debat calon presiden perdana di kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12) malam.
Prabowo awalnya bertanya, bagaimana cara Anies selama lima tahun memimpin Jakarta dengan anggaran mencapai Rp 80 triliun namun dinilai gagal membuat sesuatu berarti untuk mengurangi polusi Jakarta.
Baca Juga
Anies lalu memulai argumennya dengan fenomena Covid-19. Namun hal itu disanggah Prabowo, sebab dirinya tidak sedang bertanya soal Covid.
Advertisement
"Saya tidak tanya Covid, saya tanya polusi,” tegas Prabowo seperti dikutip Rabu (13/12/2023).
Anies kemudian menjelaskan bahwa ada hari di mana udara Jakarta bersih dan ada harinya udara kotor. Menurut dia, hal itu sebuah fenomena embusan angin yang tak diketahui asalnya.
"Udara tidak punya KTP, angin tidak punya KTP. Angin itu bergerak dari sana ke sini. Ketika polutan PLTU mengalir (angin) ke Jakarta, maka Jakarta ada indikator polusi udara. Ketika angin bergerak ke Lampung, ke Sumatra, ke Laut Jawa, di sana tidak ada monitor, maka Jakarta pada saat itu bersih. Kalau problem dalam kota saja, maka konsisten tiap waktu kita punya masalah, konsisten tiap waktu ya kita punya masalah polusi," jelas Anies.
Menanggapi jawaban Anies, Prabowo mengatakan bahwa Anies tak seharusnya menyalahkan angin dalam hal ini.
"Ya susah kalau kita menyalahkan angin dari mana aja,” sindir Prabowo.
Mantan Danjen Kopassus ini pun kembali menegaskan, anggaran besar di DKI Jakarta namun mengapa langkah nyata dalam lima tahun mengurangi polusi tidak konkrit dan malah mempersoalkan angin.
"Jadi saya kira kalau kita dengan gampang menyalahkan angin, hujan, dan sebagainya ya mungkin tidak perlu ada pemerintahan kalau begitu. Terima kasih," Prabowo menutup.
Tanggapan Anies
Calon Presiden Anies Baswedan menjawab pertanyaan calon presiden Prabowo Subianto soal angin yang disebut membawa polusi di Jakarta. Dalam pemaparannya, Prabowo menyebut bila angin menjadi penyebab terjadinya polusi, maka tidak perlu ada pemerintahan.
Atas pernyataan itu, Anies menegaskan, penyebab polusi Jakarta itu didasarkan oleh data. Karena itu, pernyataan Prabowo itu disebutnya hanya berdasarkan fiksi.
"Inilah bedanya yang berbicara pakai data dengan yang pakai fiksi," kata Anies dalam debat capres di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Anies menegaskan, memang ada sumber polutan dalam kota. Tapi kalau sumber polutan itu hanya dalam kota maka ini dapat diketahui dengan jumlah moda transportasi yang ada di Ibu Kota.
"Ya memang ada sumber polutan dalam kota, tapi kalau sumber polutan itu hanya dalam kota, maka pakai logika sederhana sekali, jumlah motor dari hari ke hari sama, jumlah mobil dari hari ke hari sama, maka harusnya angka polusinya sama setiap waktu," kata dia.
"Tapi jumlah motor sama, mobil sama, ada sisi sangat polusi ada sisi sangat tidak polusi," dia mengimbuhkan.
Untuk iut, dia mengungkapkan, langkah yang diambil dalam penanganan polusi udara di Jakarta harus berbasis ilmu pengetahuan. "Pakai data menggunakan saintis untuk terlibat. Kalau tidak pakai itu maka tidak ada langkah yang benar," ujar dia.
"Bagaimana pengendalian itu dikerjakan untuk dalam Jakarta, Jika saya terpilih jadi presiden, maka yang luar Jakarta saya kendalikan juga pak," Anies menandaskan.
Advertisement