Jurkamnas TPN: Kebatinan Rakyat Menginginkan Ganjar Jadi Presiden

Oktafiandi optimis Ganjar-Mahfud bisa memenangkan Pilpres di tengah kencangnya dugaan intervensi oleh oknum-oknum yang memanfaatkan kekuasaan

oleh Tim News diperbarui 09 Feb 2024, 11:25 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2024, 07:25 WIB
Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) Ganjar-Mahfud Oktafiandi kembali menggelar Training of Trainer (ToT) di Kecamatan Maleber dan Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan. (Istimewa)
Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) Ganjar-Mahfud Oktafiandi kembali menggelar Training of Trainer (ToT) di Kecamatan Maleber dan Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan. (Istimewa)

 

Liputan6.com, Jakarta Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) Ganjar-Mahfud Oktafiandi kembali menggelar Training of Trainer (ToT) di Kecamatan Maleber dan Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan.

Training kepada ratusan relawan Baraya Kang Okta (BKO) di dua kecamatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan soliditas dalam target memenangkan Ganjar-Mahfud dan PDIP di Pemilu 2024 mendatang. 

Melihat gelombang dukungan yang semakin masif, Oktafiandi optimis Ganjar-Mahfud bisa memenangkan Pilpres di tengah kencangnya dugaan intervensi oleh oknum-oknum yang memanfaatkan kekuasaan. Menurutnya, untuk urusan rakyat, urusan pemilu hati nurani harus dikedepankan. 

"Jangan intervensi hati nurani rakyat, jangan sekali-kali ganggu kedaulatan rakyat dalam menentukan pilihannya. Siapa yang menyalahgunakan kekuasaan untuk mengintervensi kehendak rakyat, maka sejarah membuktikan, mereka akan tergulung dalam ombak perlawanan rakyat," katanya, Kamis, 8 Februari 2024. 

Kondisi ini ikut diperparah dengan ketidaktegasan beberapa orang jenderal purnawirawan TNI atas pikiran, perkataan, dan perbuatan soal pelanggar HAM di masa lalu. 

"Sudah dua kali pemilu mereka keras menolak pelanggar HAM untuk jadi capres. Bahkan mereka berorasi di media denga bangga telah memecatnya saat itu. Sekarang demi kekuasaan, justru mereka berada di kubu sebelah," terang dia. 

Oktafiandi menjelaskan, fenomena buka suaranya sejumlah tokoh bangsa, seperti Shinta Wahid dan Jusuf Kalla yang mengkritisi pemaksaan skenario satu putaran harus menjadi catatan penting bagi keberlangsungan demokrasi Indonesia. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kritik Aktivis dan Akademisi

Suasana penuh semangat dan kebersamaan memenuhi Lapangan Bola Tamanagung, Kabupaten Magelang, saat gelaran megah "Pesta Rakyat Ganjar-Mahfud #31" berlangsung pada Rabu (7/2) (Istimewa)
Suasana penuh semangat dan kebersamaan memenuhi Lapangan Bola Tamanagung, Kabupaten Magelang, saat gelaran megah "Pesta Rakyat Ganjar-Mahfud #31" berlangsung pada Rabu (7/2) (Istimewa)

Tidak hanya itu, Oktafiandi menjelaskan, gelombang protes juga datang dari sejumlah sivitas akademika dari sejumlah perguruan tinggi dan gelombang aksi mahasiswa yang mulai meluas di beberapa daerah. 

"Pemilu bukan saja soal menang kalah, tapi ada tanggungjawab moral merawat kultur demokrasi yang sudah diperjuangkan dan dibangun dengan susah payah," jelasnya. 

Hadir juga dalam ToT di dua kecamatan tersebut, yakni  H Atip Muchlis, S. Ag dan Eno Sulaena yang juga merupakan caleg DPRD Kabupaten Kuningan dari PDIP. 

Dalam upaya mencapai target kemenangan, Oktafiandi telah berkeliling dihampir semua kecamatan hingga tingkatan desa di Kabupaten Kuningan dan Ciamis bersama caleg DPRD Provinsi Jabar dari PDIP, Ika Siti Rahmatika.

Selain melakukan sosialisasi, Oktafiandi juga membentuk relawan Baraya Kang Okta (BKO) untuk mengawal suara Ganjar-Mahfud dan PDIP.

Infografis Isu Ganjar-Mahfud Koalisi dengan Anies-Muhaimin. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Isu Ganjar-Mahfud Koalisi dengan Anies-Muhaimin. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya