Pascaputusan MA, KPU Akan Loloskan Eks Napi Koruptor yang Belum Dicoret Parpol

KPU akan menindaklanjuti putusan Mahkamah Agung (MA) dengan meloloskan nama-nama eks napi korupsi yang mendaftar sebagai caleg.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Sep 2018, 20:25 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2018, 20:25 WIB
Komisoner KPU Hasyim Asyari (Liputan6.com/Yunizafira Putri)
Komisoner KPU Hasyim Asyari (Liputan6.com/Yunizafira Putri)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menindaklanjuti putusan Mahkamah Agung (MA) dengan meloloskan nama-nama eks napi korupsi yang mendaftar sebagai caleg. Namun, KPU masih mempelajari apakah langsung meloloskan para caleg mantan napi koruptor tersebut tanpa mengubah Peraturan Peraturan (PKPU) yang dibatalkan MA atau tidak.

"Karena putusan MA sudah terbit, KPU akan memeriksa untuk ditindaklanjuti, dalam arti dilaksanakan putusannya untuk (nama-nama caleg tersebut) dimasukkan kembali," kata Komisioner KPU Hasyim Asyari di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/9/2018).

Meski demikian, eks napi korupsi yang diloloskan menjadi caleg hanya mereka yang namanya belum dicoret oleh partai pengusungnya sejak dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) oleh KPU, dan gugatan caleg tersebut terkait PKPU dimenangkan oleh Badan Pengawasan Pemilihan Umum (Bawaslu).

Sementara nama yang telah dicoret oleh partai pengusungnya, tidak bisa maju kembali menjadi bakal calon anggota lesgislatif karena masa pergantian calon sudah usai.

"Yang dipulihkan yang sudah masuk daftar, lalu di TMS-kan KPU, dan kemudian yang bersangkutan mengajukan sengketa ke Bawaslu dan dikabulkan. Nah, itu yang akan kita laksanakan," jelas Hasyim.

KPU mencermati berkas caleg itu untuk memastikan persyaratan lainnya sudah terpenuhi. Bila ditemukan masalah lain, kemungkinan calon itu tidak akan lolos.

"Misalkan kalau ada calon DPD itu kemudian dinyatakan tidak mungkin memenuhi syarat karena dukungan, berarti kan bukan persoalan ini kan, bukan persoalan syarat calon bahwa dia mantan napi koruptor," kata Hasyim.

"Beberapa perkara itu pasti beda-beda perkaranya, maka akan kami periksa satu persatu untuk bagaimana menindaklanjuti, melaksanakan putusan MA tersebut," tambah dia.

 

Opsi Lain

Namun, KPU punya opsi lain yakni berkoordinasi dahulu dengan DPR dan Kementerian Hukum dan HAM apakah perlu perubahan-perubahan PKPU pasca terbitnya putusan MA. Sehingga, langkah KPU meloloskan mantan napi korupsi tersebut menjadi caleg bisa lebih kuat jika ditinjau dari sudut pandang hukum serta kerangka hukumnya kokoh.

"Kemungkinan paling bagus ya direvisi PKPU nya, dan nanti kami akan koordinasi dengan Kemenkumham dalam hal perubahan dan kami sampaikan kepada DPR hal-hal yang perlu dilakukan perubahan terhdap PKPU yang dibatalkan MA," kata Hasyim.

"Jadi secara hukum aspek peraturan perundangan juga memenuhi, secara substansi juga memenuhi. Supaya mengambil langkah kebijakan untuk menindaklanjuti putusan-putusan Bawaslu terdahulu itu kerangka hukumnya relatif kokoh," lanjut dia.

Hasyim memastikan, masa penetapan calon yang sedianya dilakukan pada 20 September 2018 tidak akan diundur. Dia optimistis, dalam dua hari ke depan, sudah ada langkah-langkah apa saja yang akan diambil KPU merespon persoalan ini.

"Kemungkinan nya tidak (diundur), karena masih ada dua hari lagi," kata Hasyim.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya