Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan komitmen untuk mempercepat pembahasan Rancangan Undang-Undang Tabungan Perumahan Rakyat (RUU Tapera) menjadi undang-undang yang ditargetkan tuntas sebelum akhir 2015 ini. Pemberlakuan undang-undang ini diharapkan dapat menuntaskan kendala pembiayaan dalam penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Maurin Sitorus mengungkapkan, saat ini RUU Tapera sudah diterima Presiden Joko Widodo dan sedang dilakukan harmonisasi di Sekretariat Negara (Setneg). Pembahasan RUU Tapera kali ini merupakan inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Sudah diserahkan ke presiden, dan menunggu persetujuan. Pemerintah proaktif dan mendukung penuh pembahasan RUU Tapera ini untuk mengatasi keterbatasan anggaran di sektor perumahan," ungkap Maurin dalam perbincangan dengan Liputan6.com, Jumat (10/7/2015).
Disinggung mengenai persentase iuran Tapera, diungkapkan dalam draf RUU Tapera diusulkan porsinya berkisar 3 persen hingga 5 persen yang ditanggung pekerja, dan 0 persen hingga 2 persen untuk pemberi kerja.
Besaran iuran Tapera ini menjadi salah satu poin pembahasan yang paling alot pada pembahasan RUU Tapera tahap pertama di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akhirnya berujung pada penarikan RUU Tapera oleh pemerintah selaku inisiator RUU Tapera ketika itu.
Saat itu, persentase iuran yang dikenakan kepada pekerja dan pengusaha masing-masing diusulkan sebesar 2,5 persen untuk pekerja dan 0,5 persen dibebankan kepada pemberi kerja. Namun atas persentase iuran yang minim itu, pemerintah keberatan karena harus menanggung selisih iuran, terkait masalah keterbatasan fiskal negara.
Saat itu, pemerintah menghitung negara harus mengalokasikan dana hingga Rp 1.420 triliun dalam jangka waktu 20 tahun untuk mendukung program Tapera. Padahal jangka waktu angsuran kredit pemilikan rumah (KPR) maksimal hanya 15 tahun.
"Kami akan mempertimbangkan masukan dari pekerja maupun pengusaha sebagai pemberi kerja terkait persentase ideal yang dapat diterima kedua belah pihak," kata Maurin.
Menurut dia, dengan penerapan UU Tapera nantinya setiap pekerja akan memiliki account sendiri yang dikelola sebuah badan yang dibentuk pemerintah. Setiap pekerja yang telah memperoleh account Tapera berhak atas jaminan kepemilikan rumah atau jaminan dana hari tua.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda memperkirakan, Tapera berpotensi menghimpun dana yang sangat besar dari masyarakat untuk pembangunan perumahan menengah bawah. Mekanisme menghimpun dana sejenis telah berhasil diterapkan di beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.
"Potensi penggalangan dana dari Tapera diperkirakan mencapai Rp 50 triliun per bulan, sehingga diharapkan mekanisme pelaksanannya harus jelas dan tidak ada celah untuk penyelewengan dana," tegas Ali.
Reporter: Muhammad Rinaldi
(Rinaldi/Gdn)
Pemerintah Proaktif Percepat Pembahasan RUU Tapera
Dalam draf RUU Tapera diusulkan porsi iuran berkisar 3 persen hingga 5 persen yang ditanggung pekerja.
diperbarui 10 Jul 2015, 13:09 WIBDiterbitkan 10 Jul 2015, 13:09 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mahasiswi Kalbar di Yogyakarta Disiram Air Keras Oleh Mantan Pacarnya
VIDEO: Kesal Tak Diberi Uang untuk Judi Online, Suami Tega Aniaya Istri
309 Ribu Orang Menyeberang ke Sumatera saat Libur Nataru 2024/2025
4 Tips Mudah dari Ustadz Adi Hidayat agar Sholat Subuh Tidak Kesiangan
6 Potret Kafe Bertema Hujan yang Turun Setiap 15 Menit, Sajikan Panorama Unik
Tradisi Raissa Ramadhani Sambut Tahun Baru, Bongkar Rencana Besar di 2025
Plt Kadis PUTR Toba Sofian Sitorus Diculik Usai Antar Anak Sekolah, 3 Terduga Pelaku Ditangkap
Bapak-bapak di China Rela Botak Demi Galang Dana untuk Anak Mereka yang Menderita Kanker
Ada Kebijakan Opsen Baru, Makassar Pede Raih PAD Rp 2 Triliun di 2025
VIDEO: Hasto Kristiyanto Jadi Tersangka KPK, Begini Tanggapan Jokowi
Meluncur April 2025, Ini Bocoran Harga Jaecoo J7 di Indonesia
Mengungkap Sejarah Perayaan Tahun Baru di Dunia, Tradisi Unik Sejak Zaman Kuno