Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pengembang (developer) nasional kini menanamkan investasinya di Manado, Sulawesi Utara, dengan mengembangkan proyek properti kelas menengah atas. Setelah Lippo Group, kini Paramount Land juga melebarkan ekspansinya ke daerah berjuluk kota Tinituan tersebut.
Paramount Land telah meluncurkan produk Paramount Hills Manado, sebuah proyek residential berlokasi di pinggir Pantai Malalayang dengan view menghadap ke laut dan perbukitan, dengan lokasi strategis di terusan Jalan Boulevard, hanya 10 menit ke pusat Kota Manado.
Direktur Paramount Land, Aryo Tri Ananto, menyebutkan proyek di Manado ini adalah sebuah proyek residential menengah atas, yang dibangun di atas lahan seluas 20,8 hektar dengan investasi sekitar Rp 500 miliar.
Keseluruhan akan dibangun 746 unit rumah, namun di tahap pertama dibangun 202 unit terlebih dahulu dengan target penjualan pemasaran (marketing sales) sekitar Rp 300 miliar.
Menurut Aryo, pembangunan tahap pertama ini akan selesai 30 bulan ke depan.
Paramount Hills mengusung konsep Custom Homes atau hunian dengan desain yang dapat dipilih sesuai selera dan kebutuhan pribadi. Menyasar segmen premium, proyek ini akan dilengkapi dengan fasilitas commercial atau mixed use antara lain club house, ruko, hotel, office, convention hall, lifestyle center dan lain-lain.
Dia menambahkan, pasar hunian di Manado cukup unik karena masyarakat cenderung memilih rumah dengan luas lahan yang besar. Oleh karena itu, Paramount Land menyediaan beberapa pilihan rumah dengan luas tanah mulai dari ukuran medium hingga large (lebar 7 meter, 8 meter, 9 meter dan 10 meter) dan varian panjang, yakni 11 meter dan 15 meter.
"Kita tawarkan hunian dengan 252 pilihan desain, dan kita pasarkan dengan harga mulai Rp 995 juta per unit," papar Aryo yang ditulis Liputan6.com, Jumat (20/11/2015).
Baca Juga
Menurut Presiden Direktur Paramount Land, Ervan Adi Nugroho, Sulawesi Utara dan khususnya Manado dipilih untuk ekspansi proyek karena memiliki potensi besar dari segi ekonomi dan pariwisata, mengingat posisinya sebagai pintu gerbang pembangunan ekonomi di wilayah timur Indonesia. Pembangunan jalan tol Manado Bitung dan pengembangan Bitung sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) dan Pelabuhan Bitung yang termasuk jalur tol laut akan mempercepat pengembangan ekonomi Sulawesi Utara dan Kota Manado khususnya.
"Apalagi ada rencana pembangunan proyek jaringan serat optik yang akan menjadikan Manado sebagai gateway internasional kedua di Indonesia setelah Batam," kata dia.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 500 ribu jiwa dengan pertumbuhan penduduk sekitar 0,9 persen per tahun, menurut Ervan, tentu Kota Manado perlu didukung dengan fasilitas pemukiman yang baik dan fasilitas memadai.
Sementara Lippo Group melalui anak usahanya PT Lippo Karawaci Tbk lebih dahulu berinvestasi di Manado dengan mengembangkan proyek properti terpadu (mixed use) Holland Village Manado. Nilai investasi proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 1,3 triliun.
Faktor Infrastruktur
Pengamat properti, Ali Tranghanda, menilai pertumbuhan pasar properti di Indonesia bagian timur termasuk Manado akan cukup pesat. Alasan itu yang menarik banyak developer nasional masuk ke daerah tersebut.
"Pembangunan infrastruktur di wilayah ini memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan bisnis properti yang ada," ujar dia.
Rencana pembangunan MORR atau Ring Road III Malalayang – Winangun serta tol Manado-Bitung turut menunjang peran Manado menjadi kota bisnis yang lebih besar. Hal ini diperkuat dengan indikasi laju perekonomian Sulawesi Utara yang menurut data Bank Indonesia tumbuh sebesar 6,27 persen (yoy) pada triwulan II-2015, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan secara nasional sebesar 4,67 persen.
"Dengan melihat prospek yang ada, maka seharusnya pasar properti di Indonesia bagian timur termasuk Manado akan lebih dahulu bergerak secara nasional," prediksi Ali. (Rinaldi/Gdn)
Reporter: Muhammad Rinaldi