Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pakar properti memprediksi bahwa tahun 2017 merupakan momen pergerakan pasar ke arah positif. Salah satunya dikemukakan oleh Ali Tranghanda selaku Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch.
Menurut Ali, pada skema property clock, Tahun 2017 merupakan fase upswing di mana minat pasar mulai bergairah disusul oleh penjualan dan persaingan yang meningkat.
“Fase upswing ialah waktu yang tepat untuk berinvestasi. Jangan tunggu sampai di titik puncak. Jika fase sebelumnya property clock level atas terjadi di tahun 2013, banyak orang yang terlena dan tidak persiapkan diri untuk bisa bertahan di pasar“, ungkap Ali di acara Rumah.com Professional Agent Summit 2016, yang bertempat di Soehana Hall, Energy Building, SCBD Jakarta (8/12).
Advertisement
Di Acara Rumah.com Professional Agent Summit 2016, Ali juga memaparkan bahwa ada segmentasi pasar yang bergeser. “Jika sebelumnya pasar dimulai dari investor yang menentukan lokasi, kini justru pasar terbentuk dari permintaan yang tinggi, baru dibangun sebuah proyek.” Ucapnya.
Besarnya pangsa pasar yang datang dari kalangan menengah dan bawah membuat property clock sektoral didominasi oleh perumahan menengah bawah.
“Usia produktif telah mendominasi gentong penduduk Indonesia. Dengan pendapatan kelas menengah yang tinggi maka pengembang terpaksa mengikuti kebutuhan pasar untuk menjual produk untuk pasar menengah,” ungkapnya.
“Ada potensi properti yang besar di sektor Kawasan industri, perumahan, apartemen menengah bawah, mall, dan hotel. Sementara sektor properti seperti perkantoran, apartemen dan perumahan mewah berada dalam zona merah. Hal ini disebabkan persaingan pasar yang sangat ketat dan keterbatasan pasar yang telah jenuh,” Papar Ali.
Meski demikian, pasar properti Indonesia tetap menjadi primadona untuk dibidik sebagai aset properti. Mulai dari investasi yang solid, investasi jangka panjang yang menjanjikan, harga yang terus menanjak, sampai dengan pemasukan pasif yang bisa di dapat dari hasil sewa.
Sementara itu, Ali lebih jauh menjelaskan ada banyak isu-isu strategis yang dikeluarkan Pemerintah demi menggenjot pasar properti sepanjang 2016 lalu. Sebut LTV Inden, Tax Amnesty, BI Rate yang rendah, Pajak PPH, DIRE (Dana Investasi Real Estate), dan regulasi kepemilikan asing. Serangkaian isu tersebut tentu akan memberikan sentimen positif oleh para pelaku pasar.
“Tax Amnesty dengan beberapa regulasi Pemerintah lainnya bisa menjadi booster yang menstimulus momen titik balik yang luar biasa untuk kondisi properti di tahun 2017.” tutup Ali.
Jangan lupa pula, bahwa ada beberapa proyek infrastruktur yang akan mulai beroperasi atau mulai dikerjakan pada tahun 2017. Pembangunan infrastruktur ini juga tak hanya terpusat di Pulau Jawa, namun menyebar ke beberapa kota besar di seluruh Indonesia. Misalnya di Kalimantan, Sulawesi, Papua Sumatera dan Bali-Nusa Tenggara.