Liputan6.com, Jakarta Kehadiran program Kredit Pembiayaan Rumah atau yang disingkat KPR oleh sejumlah perbankan di Indonesia, memberi peluang besar bagi masyarakat dalam mewujudkan rencana memiliki rumah sendiri.
Tak ayal, menurut survei Q3 2016 yang dilakukan BI tercatat fakta bahwa fasilitas KPR tetap menjadi pilihan utama konsumen dalam melakukan transaksi pembelian properti. Hasil survei mengindikasikan sebagian besar konsumen (74,77%) masih memilih KPR.
Membahas lebih jauh tentang KPR, ternyata melakukan permohonan kredit rumah tidak dapat dilakukan setiap saat. Mengingat membeli rumah dengan cara dicicil merupakan sebuah keputusan penting, karena memerlukan dana yang besar dan komitmen tinggi.
Advertisement
Jadi, untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk Anda mengajukan KPR, coba periksa beberapa poin berikut ini.
1. Menentukan Rumah
Sebelum mengajukan KPR, terlebih dahulu Anda harus menemukan rumah yang diinginkan. Jangan lupa pertimbangkan bentuk, kualitas, lokasi, dan harga rumah.
Jika Anda tidak mau kerepotan dalam urusan menentukan rumah mana yang sesuai, ada cara mudah dan praktis yang bisa dilakukan. Adalah membaca review properti yang bisa disimak di Rumah.com.
Setelah itu, barulah Anda dapat mengajukan fasilitas KPR (kredit pemilikan rumah).
Anda dapat memilih bank yang sudah bekerjasama dengan pihak pengembang, karena biasanya menawarkan beragam kemudahan dan gimmick.
(Lagi cari apartemen atau rumah baru dibawah Rp500 Juta? Klik di sini!)
Bank syariah juga dapat dipilih jika Anda ingin cicilan tetap setiap bulannya (tidak terpengaruh naik-turunnya suku bunga acuan).
Jika pendapatan bulanan tak terlalu besar, Anda dapat memilih tenor (jangka waktu cicilan) yang panjang. Saat ini ada beberapa bank yang menawarkan tenor hingga 25 tahun.
2. Kondisi Keuangan
Saat yang baik untuk mengajukan KPR adalah bila tabungan Anda cukup untuk membayar uang muka (biasanya berkisar 20% – 30% dari harga rumah). Lebih baik jika Anda tidak memiliki cicilan lain (seperti cicilan mobil atau peranti elektronik) atau terlibat utang.
Agar pengeluaran bulanan tidak terganggu, cicilan KPR juga tidak boleh lebih dari 1/3 pendapatan bulanan Anda. Jika tidak, sebaiknya Anda tunda mengambil KPR.
3. Lajang atau Menikah?
Banyak yang berpikir untuk menunda pembelian rumah hingga menikah. Padahal, KPR memerlukan masa cicilan hingga puluhan tahun. Selain itu, kenaikan harga rumah akan selalu lebih tinggi dari peningkatan gaji Anda!
Jadi, lebih cepat Anda mengajukan KPR akan lebih baik. Jika Anda masih lajang dan berusia muda serta sudah memiliki cukup tabungan, segeralah mengambil KPR!
4. Suku Bunga
Faktor lain yang menentukan saat tepat untuk mengajukan KPR adalah suku bunga. Jika Anda memiliki cukup uang namun tidak terburu-buru untuk membeli rumah, perhatikan dulu tingkat suku bunga KPR saat itu.
Bila suku bunga sedang tinggi, tunda pengajuan KPR hingga suku bunga turun. Anda dapat meminta bantuan pakar untuk memprediksi fluktuasi suku bunga. Ingat, membeli rumah ketika suku bunga sedang rendah akan menghemat banyak uang.
5. Pekerja Tetap atau Outsource?
Memiliki pekerjaan tetap dengan penghasilan yang lumayan besar bisa menjadi indikasi waktu yang tepat mengajukan KPR. Jika Anda masih berstatus karyawan kontrak atau outsource, sebaiknya tunda mengambil KPR.
Pasalnya, pihak bank lebih mudah menyetujui pemohon yang berstatus pegawai tetap—yang memiliki penghasilan tetap per bulan—daripada pekerja paruh waktu atau outsource.