Demand Properti Komersial Tumbuh 0,39%

Peningkatan permintaan terhadap properti komersial ini terutama berasal dari segmen apartemen (2,75%, qtq) dan hotel (2,13%, qtq).

oleh Fathia Azkia diperbarui 01 Mar 2017, 14:25 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2017, 14:25 WIB
jakarta
Indeks pertumbuhan pasar properti komersial

Liputan6.com, Jakarta Indeks permintaan terhadap properti komersial pada triwulan IV-2016 tercatat sebesar 128,71 atau sebesar 0,39% (qtq), melambat dibandingkan pertumbuhan sebesar 0,46% pada triwulan sebelumnya.

Peningkatan permintaan terhadap properti komersial ini terutama berasal dari segmen apartemen (2,75%, qtq) dan hotel (2,13%, qtq).

Menurut wilayah, peningkatan permintaan properti komersial terjadi pada semua wilayah dengan peningkatan tertinggi di Bandung (3,95%, qtq), khususnya pada segmen perhotelan, sejalan dengan musim liburan sekolah dan Natal di bulan Desember 2016.

Baca juga: Properti Komersial Lesu Sepanjang Kuartal Akhir 2016

 

pertumbuhan permintaan properti komersial

pertumbuhan permintaan properti komersial yoy

Sementara itu, Surabaya dan Makassar mencatat penurunan permintaan masing-masing sebesar -0,13% (qtq) dan -0,04% (qtq) terutama pada segmen perhotelan.

Secara tahunan, pertumbuhan permintaan terhadap properti komersial juga menunjukkan perlambatan dari kuartal sebelumnya, dari 1,66% (yoy) menjadi 1,52% (yoy).

Kenaikan permintaan terutama berada pada segmen apartemen (12,94%, yoy) dengan Jabodetabek sebagai area paling dominan (14,54%, yoy) khususnya Jakarta, seiring dengan tingginya kebutuhan terhadap tempat tinggal yang strategis, dekat dengan kantor dan proyek infrastruktur LRT.

Selain Jabodetabek, demand terhadap properti komersial yang cukup tinggi juga terjadi di Surabaya (3,52%, yoy) terutama pada segmen perkantoran (23,24%, yoy) dan di Bandung (3,07% yoy) pada segmen apartemen (3,64%, yoy).

Baca juga: Pilgub DKI Dua Putaran, Pasar Properti Landai Hingga Juli

Perkembangan Suku Bunga Bank

Peningkatan permintaan terhadap properti komersial terindikasi dari naiknya penyaluran kredit konsumsi sebesar 8,76% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kuartal lalu (7,96%, yoy).

Berdasarkan jenisnya, kenaikan kredit konsumsi terutama dalam bentuk Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), khusunya tipe kecil (14,75%, yoy). Sementara itu, penyaluran kredit pada apartemen tipe menengah dan besar justru mengalami kontraksi, masing-masing sebesar -0,57% (yoy) dan -3,33% (yoy).

(Apartemen baru harga mulai Rp300 Jutaan)

Suku bunga perbankan khususnya suku bunga kredit konsumsi dan suku bunga KPA secara umum di kuartal empat 2016 mengalami penurunan. Rata-rata tingkat suku bunga KPA tipe kecil (≤21m2) sebesar 12,82% per tahun, tipe menengah (22-70m2) sebesar 11,78% per tahun, dan tipe besar (>70m2) sebesar 10,81% per tahun.

Suku bunga kredit untuk KPA seluruh tipe pada triwulan IV-2016 ini mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

(Simak rumah.com/review untuk mengetahui ulasan proyek properti terbaru se-Indonesia)

Sumber: Rumah.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya