Liputan6.com, Jakarta Pulihnya pasar properti secara nasional mulai terlihat di sepanjang kuartal II (Q2) 2017. Berdasarkan catatan Rumah.com Property Index, harga properti residensial berada pada titik 103 dalam rentang bulan April – Juni atau naik tipis 0,39% quarter-on-quarter (q-o-q) dibanding kuartal I 2017.
Ike Hamdan selaku Head of Marketing Rumah.com menjelaskan, “Rumah.com Property Index (RPI) yang dihadirkan oleh Rumah.com di awal tahun 2017 bisa dijadikan solusi atas masalah transparansi data properti yang dibutuhkan oleh para pengembang maupun pencari hunian di seluruh Indonesia.”
Kenaikan indeks harga properti residensial secara nasional pada Q2-2017 disebabkan oleh kenaikan di sejumlah kawasan yakni DKI Jakarta (2,4%), Jawa Tengah (4,27%), serta Banten (0,65%).
Advertisement
Sementara itu, salah satu wilayah penyuplai residensial terbesar, yakni Jawa Barat, turun sebesar 1,1%. Indeks di Daerah Istimewa Yogyakarta menurun tipis 0,3%, sementara Bali stagnan.
Untuk wilayah Jakarta sendiri, area barat terbilang yang cukup potensial serta aktif dalam suplai hunian, baik rumah tapak maupun apartemen. Inilah yang menjadi latar belakang sejumlah developer masih menyasar Jakarta Barat dalam pengembangan proyek.
(Lihat juga: Pilihan hunian baru di Jakarta Barat mulai Rp400 jutaan)
Tak terkecuali pengembang asing asal Singapura, Keppel Land, yang menghadirkan salah satu proyek apartemen bernama West Vista. (Lihat ulasan lengkap seputar proyeknya di sini).
“Indonesia merupakan salah satu pasar pertumbuhan utama dan realisasi pembangunan apartemen West Vista at Puri, yang sekaligus menjadi wujud eksistensi perusahaan di industri properti Indonesia,” ujar Mr Goh York Lin, Presiden Keppel Land Indonesia, kepada Rumah.com.
Apartemen setinggi 48 lantai ini menyajikan beragam pilihan tipe unit mulai dari tipe studio, tipe 1 kamar tidur dan tipe 2 kamar tidur dengan kisaran luas mulai dari 30 meter persegi sampai 60 meter persegi.
“Proyek apartemen kami mendapat sambutan baik dari konsumen, terutama dari luar Jakarta. Seiring mulai membaiknya kondisi ekonomi nasional, kami optimistis apartemen dengan nilai investasi Rp2,6 triliun ini akan terserap pasar karena kebutuhan hunian vertikal berkualitas di Jakarta terus meningkat. Saat ini unit yang terjual sudah mencapai 50%,” ia menambahkan.
Baca juga: Geliat Hunian Berbasis TOD di Jakarta Barat
Akses transportasi dari apartemen ini sendiri juga semakin lengkap, seiring rencana Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta yang bakal membangun terminal dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di Rawa Buaya.
“Nantinya terminal, hunian, perkantoran, area komersial, dan parkir akan terintegrasi dengan transportasi kereta api ringan (light rail transit/LRT). Faslitas ini jelas akan menambah kenyamanan para penghuni,” tandasnya.