Plus Minus Investasi Rumah

Menyewakan rumah selain punya potensi keuntungan yang tinggi juga memiliki risiko kerugian yang harus diperhatikan. Simak panduan investasi rumah dan plus minusnya berikut ini.

oleh Wahyu Ardiyanto diperbarui 27 Mar 2018, 15:09 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2018, 15:09 WIB
20180327-Plus Minus Investasi Rumah
Menyewakan rumah adalah investasi properti yang paling banyak dilakukan orang, karena dianggap cukup mudah.

Liputan6.com, Jakarta Plus minus investasi rumah tentunya wajib diketahui bagi Anda yang berniat berinvestasi dengan membeli rumah tapak untuk disewakan. Ya, menyewakan rumah adalah investasi properti yang paling banyak dilakukan orang, karena dianggap cukup mudah.

Namun, jangan silau dengan potensi keuntungannya saja. Pasalnya, menyewakan rumah selain punya potensi keuntungan yang tinggi juga memiliki risiko kerugian yang harus diperhatikan. Untuk itu, simak panduan plus minus investasi rumah berikut ini.

NILAI PLUS

  • Rumah sewa memiliki tingkat permintaan (demand) yang tinggi, terutama di kawasan-kawasan yang tengah berkembang (growth center), seperti kawasan yang berdekatan dengan akses tol, trade center, shopping mall, persimpangan jalan-jalan utama, terminal, dan lain-lain.

Manfaatkan juga jasa agen properti profesional yang dapat membantu transaksi pembelian properti Anda. Ada banyak pilihan mulai dari agen properti dengan spesialisasi kawasan yang memahami perkembangan hingga pergerakan harga pada area spesialisasinya, agen properti dengan spesialisasi apartemen, dan lain sebagainya.

Nilai Plus

  • Anda bisa juga memilih rumah di dekat perumahan-perumahan besar. Biasanya di sekitar lokasi tersebut akan tercipta demand pusat perbelanjaan, pendidikan, dan pelayanan kesehatan—yang akan menjadi pemicu permintaan rumah-rumah sewa.
  • Di sisi lain, capital gain dapat diperoleh dalam jangka panjang (lebih dari lima tahun). Biasanya, capital gain rumah sewa secara rata-rata lebih tinggi dari tanah kosong. Pasalnya, rumah sewa memiliki manfaat langsung, tidak seperti lahan kosong yang hanya memiliki manfaat tak langsung.
  • Apabila setelah lima tahun investor memutuskan untuk tidak menjualnya, sebaiknya rumah tersebut disewakan. Biasanya harga sewa per tahun (return) berkisar 5% dari harga rumah. Misalnya harga rumah Rp600 juta disewakan Rp30 juta per tahun.
  • Setahun kemudian, bila keadaan ekonomi stabil, harga sewa bisa dinaikkan sekitar 10% – 15%, tergantung pada kondisi lingkungan rumah tersebut. Jika di kawasan tersebut tidak banyak rumah yang kosong, maka kenaikan nilai sewa bisa mencapai 15% atau sekitar Rp45 juta per tahun.

Nilai Minus

NILAI MINUS

  • Salah satu kekurangan investasi rumah sewa adalah jangka waktu penyewaan yang terbilang pendek, yakni hanya satu sampai dua tahun, tergantung kondisi dan lokasi rumah serta siapa penyewanya. Jika penyewanya adalah ekspatriat, biasanya rumah akan disewa dalam jangka waktu lebih panjang, antara dua hingga lima tahun.
  • Pemilik rumah juga harus benar-benar memilih penyewa yang baik. Kerap terjadi rumah yang disewakan cepat rusak ketika disewakan kepada penyewa yang kurang bertanggung jawab. Umumnya hal tersebut karena penyewa merasa rumah tersebut bukan miliknya, sehingga mereka kurang menjaga kondisi dan kualitas bangunan rumah.

Itulah sekilas panduan seputar informasi plus minus investasi rumah. Butuh panduan lebih detil? Baca artikel lengkapnya hanya di Rumah.com.

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya