Semarang Jadi Kota Favorit Imigran Gelap Asal Timur Tengah

Mereka nekat menyeberang ke Indonesia untuk mencari perlindungan hukum. Mayoritas dari Afganistan, Pakistan, Iran, dan Palestina.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 19 Jan 2016, 04:03 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2016, 04:03 WIB
20151210-Foto-foto Imigran Berjuang Hidup dari Konflik di Negaranya
Bocah empat tahun bernama Rashida dari Suriah tidur di sela - sela balok kayu saat mereka menunggu di garis perbatasan Makedonia dan Yunani untuk masuk ke Makedonia, 20 Agustus 2015. (REUTERS/Ognen Teofilovski)

Liputan6.com, Semarang - Semarang menjadi kota favorit persinggahan pertama imigran gelap asal Timur Tengah yang menyeberang ke Indonesia. Mereka merupakan korban perang saudara di beberapa negara Arab yang mencari suaka ke Indonesia.

"Saat ini ratusan imigran ilegal itu ditampung di Rumah Detensi Imigrasi Semarang," ujar Kasi Informatika dan Sarana Komunikasi Imigrasi Klas I Semarang, Muhammad Asrofah kepada Liputan6.com, Senin (18/1/2016).

Menurut Asrofah, persoalan yang dihadapi para imigran itu adalah masalah administrasi. Hal itu disebabkan karena mereka tak punya dokumen keimigrasian, masuk secara gelap, penyalahgunaan izin tinggal.

"Mereka nekat menyeberang ke Indonesia untuk mencari perlindungan hukum (suaka). Mayoritas dari Afganistan, Pakistan, Iran, dan Palestina," kata Asrofah.

Dampaknya, kata Asrofah, kapasitas ruang penampungan imigran gelap di Rumah Detensi Imigrasi jadi makin sempit. Jika dibiarkan dipastikan akan menambah masalah.

"Mereka tinggal disini berbulan-bulan. Yang sudah terlalu lama, dilaporkan petugas imigrasi ke kedutaan besar di Jakarta," kata Asrofah.

Para imigran itu jika bersedia dipulangkan, biasanya dibiayai International Organization for Migration (IOM) usai kordinasi dengan dubes tempat asal imigran.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya