Liputan6.com, Semarang - Sedikitnya ada 79 titik traffict light di sekeliling Kota Semarang, Jawa Tengah. Ada salah satu titik yang khas dengan aroma busuk menyengat yakni di traffict light ke 67 dalam daftar Dinas Perhubungan Kota Semarang.
Kawasan traffict light yang berada di persimpangan jalan Kaligarang-jalan Kelud-jalan Pamularsih ini memang selalu berbau busuk. Aroma itu bukan berasal dari aliran sungai Kaligarang yang menjadi hulu Banjir Kanal Barat, namun ada sebab lain.
Saat melintasi traffict light ini, nyaris semua pengguna jalan dari arah rumah sakit dr Karyadi pasti mencium bau busuk ini. Menurut Gaton warga Pamularsih, bau akan lebih menyengat saat musim kemarau.
"Saya selalu berusaha mencari tau asal bau busuk ini," kata Gatot di Semarang, Minggu (17/1/2016).
Usahanya sia-sia karena lingkungan di situ termasuk bersih dari Tempat Pembuangan Sampah Semantara (TPS).
Warga lain, Santi, menuturkan bau busuk akan sangat menyengat saat berada di dekat puncak tanjakan traffict light. Hal itu karena posisi traffict light memang berada di jalan yang agak menanjak.
"Ada aroma kurang sedap. Tapi dari mana tidak tahu," kata Santi.
Baca Juga
Tergelitik fakta ini, Liputan6.com mencoba menelusuri. Dari penelusuran yang dilakukan, wilayah tersebut setiap harinya dilintasi ratusan truk sampah yang menuju TPA Jatibarang.
Setiap kali berhenti di traffict light 67 ini, truk tersebut meneteskan air dari bak sampah yang dibawanya.
Bau tersebut kemudian terakumulasi di aspal dan membentuk lapisan kotoran. Tak heran jika saat kemarau, bau terasa lebih menyengat karena tak tersiram air.
Advertisement
Sementara saat musim hujan, lapisan residu air sampah itu kembali mencair dan kembali menebarkan bau busuk.
Kepala Bidang Operasional Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang, Patar Simanjutak, mengakui setiap hari ratusan truk sampah mengakut sampah ke TPA Jatibarang.
Dari sisi timur Kota Semarang, armada melintas di Jalan Kaligarang yang merupakan akses menuju tempat pembuangan akhir.
"Sebenarnya kita sudah mengantisipasi dengan mengoperasionalkan kontainer truk sampah menggunakan besi sehingga mengurangi tetesan air. Kalaupun ada tetesan jumlahnya tidak terlalu banyak," kata Patar.
Ditambahkan, kemungkinan tetesan terjadi karena kondisi jalan di trafficlight Jalan Kaligarang memang sedikit menanjak sehingga kepala truk lebih tinggi dan memicu aliran air ke sisi belakang bak truk.
"Yang menetes kemungkinan air sisa sampah. Jika licit (lendir busuk hasil pembusukan sampah-red) tidak terlalu banyak karena kita telah menggunakan sistem angkutan sampah malam diangkut pagi sehingga belum ada licit. Jika dua hingga tiga hari tidak diangkut kemungkinan itu baru licit," kata Patar.
Traffict light 67 bukan satu-satunya traffict light yang berbau busuk. Masih ada traffict light 68 yang berjarak sekitar 500 meter dari sana. Traffict light 68 berada di pertigaan kelenteng gedung batu Sam Poo Kong.