Liputan6.com, Jayapura - Brasi dan Fanildoa adalah dua pulau terluar Indonesia di Kepulauan Mapia, Kabupaten Supiori, Papua. Pulau yang minim transportasi dan infrastruktur itu biasa dimanfaatkan untuk sejumlah kejahatan, termasuk transnational crime.
Guna mencegah kedua pulau ini menjadi 'sarang' atau persinggahan penjahat, Korem 173/PVB memberangkatkan 20 personelnya untuk berjaga di Pulau Brasi dan Fanildo.
Komandan Korem 173/PVB, Brigjen TNI Tri Soewandono, mengatakan 10 prajurit di antaranya adalah prajurit TNI AL.
"Dua pulau terluar ini juga rawan akan illegal fishing, transnational crime, serta tidak menutup kemungkinan merupakan tempat persinggahan para perompak. Saya berpesan agar tetap waspada," ucap Tri dalam pelepasan prajurit, di Jayapura, Papua pada Selasa 26 Januari 2016.
Para prajurit tersebut akan bertugas di kedua pulau selama 9 bulan.
Baca Juga
Operasi ini merupakan rangkaian pembinaan prajurit. Latihan tersebut bertujuan mengukur sejauh mana kesiapan suatu satuan dalam mengemban tugas.
"Segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik sesuai protap yang telah ditentukan. Ini pun merupakan kebanggaan bagi prajurit maupun satuan, karena selain melaksanakan tugas pengamanan pulau terluar, dalam rangka menegakkan kedaulatan wilayah NKRI diperlukan mental kejiwaan serta fisik yang prima dalam menghadapi tantangan tugas itu," ujar Tri.
Dia menekankan, prajurit harus dapat segera beradaptasi dengan masyarakat, sebagai wujud dari kemanunggalan TNI dan rakyat. Hubungan yang harmonis akan membuat pelaksanaan tugas berjalan baik.