4 Pekerja Tewas Didor di Sinak Papua, Kelompok Yambi Dalangnya?

Selain menembak 4 pekerja hingga tewas, penyerang yang diduga kelompok Yambi juga membakar alat berat.

oleh Katharina Janur diperbarui 15 Mar 2016, 22:03 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2016, 22:03 WIB
OPM
Sejumlah foto DPO kelompok OPM di Puncak Jaya yang diumumkan oleh Polda Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Liputan6.com, Jayapura - Kondisi keamanan di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak (pemekaran Kabupaten Puncak Jaya), Papua, kembali terusik. Empat pekerja PT Modern yang sedang membuka Jalan Trans-Papua di daerah Sinak-Mulia, tepatnya di Desa Agenggen, Distrik Sinak, ditembak kelompok sipil bersenjata.

Penyerangan terjadi pada Selasa (15/3/2016) sore tadi sekitar pukul 13.45 WIT. Selain menembak 4 pekerja hingga tewas, penyerang yang diduga kelompok Yambi pimpinan Kalenak Murib ini juga membakar 1 ekskavator dan 1 buldoser milik PT Modern.

Salah satu karyawan PT Modern, Roman membenarkan kejadian tersebut. Namun, pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut, karena masih sibuk koordinasi di lapangan.

"Saya baru tiba di Jayapura. Tetapi koordinasi terakhir menyebutkan kepala cabang sedang berada di salah satu rumah duka. Nanti saya kabari lagi, sebab saya harus koordinasi," ucap Roman sambil menutup teleponnya.

Adapun data yang didapat Liputan6.com menyebutkan, aparat gabungan sudah dikerahkan. Mereka terdiri dari 8 koramil, 2 satgas bantuan, dan 7 personel Yonif 751/Raider, berikut 12 personel Brimob. Seluruh pasukan ini dipimpin langsung oleh Danramil Sinak.

Empat pegawai PT Modern yang tewas adalah Anis (pimpinan), Andi (operator alat berat), Daud (operator alat berat) dan David (operator alat berat).

Kapolres Puncak Jaya AKBP Marselis mengakui kejadian di Sinak. Namun, ia tak berada di lokasi kejadian, sehingga masih terus melakukan koordinasi.

"Kejadiannya benar. Biasanya itu dilakukan oleh kelompok Yambi. berapa korban dan lain-lain, kami terus monitor. Atas kejadian ini, Polsek Sinak langsung berhubungan radio ke Polda Papua," Marselis menjelaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya