Liputan6.com, Surabaya - Seekor ikan lumba-lumba terdampar di Pantai Kenjeran Surabaya. Ia diduga terpisah dari kelompoknya hingga tersangkut jaring milik nelayan setempat, Minggu malam, 22 Mei 2016.
"Awalnya kami tidak mengira kalau itu lumba-lumba karena sebelumnya tidak pernah menemui sama sekali," ujar salah seorang nelayan, Hafidin, ketika ditemui di Pantai Kenjeran, dilansir Antara, Senin (23/5/2016) dini hari.
Ia menjelaskan, awalnya bersama sejumlah nelayan lainnya pada Minggu petang berniat mengangkat jaring yang dipasangnya di sekitar satu mil dari bibir pantai.
Namun, kata dia, saat didekati para nelayan terkejut karena didapati lumba-lumba yang terus bergerak hingga meminta bantuan ke nelayan lainnya untuk dilakukan tindakan lebih lanjut.
"Nelayan berniat menolong dan mendorongnya ke tengah laut, tapi tidak bisa karena ikan kondisinya semakin melemah dan dibawa ke kawasan Pantai Nambangan," ucap dia
Sekitar pukul 23.30 WIB, tim dokter dari Kebun Binatang Surabaya (KBS) tiba di lokasi dan melihat kondisi terakhir mamalia langka yang panjangnya 1,5 meter tersebut.
Baca Juga
"Kami memberi suntikan vitamin dan antibiotik agar ikan kondisinya tidak semakin lemas," kata Penjabat Sementara Direktur Utama KBS, Aschta Nita Boestani Tajudin.
Sebagai upaya penyelamatan, pihaknya bekerja sama dengan tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim untuk mengevakuasi sekaligus mencari jalan keluar agar lumba-lumba bisa kembali ke habitatnya.
"Untuk sementara ini kami berupaya mencari kolam yang sesuai dan tidak berada di keramaian manusia. Meski tidak ditemukan luka serius, namun lumba-lumba harus segera mendapat perawatan ekstra," kata dia.
Hingga berita ini ditulis, lumba-lumba ditempatkan di laut Pantai Nambangan di bawah pengawasan kelompok nelayan dan tim KBS maupun BKSDA.
"Kami juga masih memikirkan bagaimana kalau air laut surut sehingga harus ada tindakan lebih cepat agar lumba-lumba dalam kondisi baik-baik saja," kata Aschta.
Insiden Migrasi
Tim asal Kebun Binatang Surabaya (KBS) menduga penyebab seekor lumba-lumba yang terdampar di Pantai Kenjeran karena terpisah saat migrasi karena biasanya mamalia laut itu pindah secara berkelompok hingga ke Selat Madura.
"Sebenarnya migrasi atau berpindahnya ikan dari satu lokasi ke lokasi lainnya sudah biasa, dan memang seperti itu. Namun, kali ini merupakan insiden karena satu ekor bisa sampai terpisah," ucap Aschta.
Didampingi sejumlah dokter hewan asal KBS, ia berharap kesehatan mamalia tersebut tetap stabil dan tidak semakin lemah meski dengan kondisinya seperti saat ini. Luka-luka di bagian kulit luar lumba-lumba yang diduga karena tergores karang, kata dia, masih bisa segera dipulihkan.
"Yang membuat kami khawatir adalah tingkat stres pada ikan karena situasinya sekarang. Kami upayakan sesegera mungkin melakukan tindakan penyelamatan dan menghindarkan dari keramaian karena ikan bisa semakin stres," kata Aschta.
Sementara itu, Penyuluh Perikanan asal Dinas Pertanian Kota Surabaya Maftuhin mengaku peristiwa terdamparnya lumba-lumba baru kali ini terjadi di Pantai Kenjeran, khususnya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
"Sebelumnya tidak pernah ada lumba-lumba yang terdampar, karena biasanya ikan hiu tutul, dan itu seringkali di musim tertentu. Penyebabnya sama, mereka terpisah dari kelompoknya," kata dia.
Ia mengaku tetap akan berkoordinasi dengan pihak terkait menindaklanjuti hal ini dan berharap tim dokter hewan melakukan langkah terbaik agar lumba-lumba tetap hidup.