118 Ribu Ton Sisa Pakan Mengendap di Danau Indah Ini

Pemkab Agam meminta bantuan dari BUMN dan perusahaan swasta untuk membeli mesin penyedot sedimen dari Danau Maninjau.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Jun 2016, 06:01 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2016, 06:01 WIB
Danau Maninjau
Pemkab Agam meminta bantuan dari BUMN dan perusahaan swasta untuk membeli mesin penyedot sedimen dari Danau Maninjau.

Liputan6.com, Agam - Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyatakan, sekitar 118.000 ton sedimen sisa pakan ikan mengendap di Danau Maninjau.

"Ini merupakan hasil kajian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sedimen ini akibat pemberian pakan ikan yang tidak teratur oleh nelayan," kata Kepala BPLH Agam, Edi Busti di Lubuk Basung, dikutip Antara, Minggu, 19 Juni 2016.

Untuk mengatasi ini, Pemkab Agam meminta bantuan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta untuk membeli mesin penyedot sedimen tersebut. Bantuan tersebut melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan itu.

"Saat ini, kita telah mengajukan proposal untuk pengadaan mesin sedot tersebut ke BUMN dan perusahaan swasta," kata dia.

Namun dalam menyedot sedimen itu harus butuh kajian, agar biota danau tidak punah nantinya. "Ini akan kita perhatikan, agar pensi dan ikan rinuak tidak punah nantinya," ujar Edi.

Ia menambahkan, Pemkab Agam bersama Polres Agam dan Dandim 0304 Agam telah melakukan gotong royong membersihkan danau pada akhir Mei 2016. Rencananya, gotong royong ini akan dilanjutkan setelah Lebaran atau Idul Fitri 1437 Hijriah.

"Agar danau ini tidak tercemar, maka harus didukung semua pihak termasuk masyarakat setempat. Dukungan ini sangat kita harapkan, sehingga limbah rumah tangga seperti kaleng bekas, plastik dan lainnya tidak dibuang ke dalam danau vulkanik itu," ia mengimbau.

Sementara itu, anggota DPRD Agam, Irfan Imran mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga danau sehingga danau tidak tercemar. Ini langkah yang harus dilakukan, agar danau menjadi sumber ekonomi baik untuk budi daya, wisata dan lainnya.

"Kalau tidak dijaga, maka danau sebagai sumber ekonomi tidak akan terwujud dan tidak bisa diwariskan kepada generasi penerus nantinya," kata Irfan Amran yang juga tokoh masyarakat Tanjung Raya, Agam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya