Bocah Pemain Layang-layang Kampung Jodipan Menantang Bahaya

Tak pernah ada kecelakaan yang melibatkan anak-anak pemain layang-layang meski area bermainnya bukan zona aman.

oleh Zainul Arifin diperbarui 22 Jun 2016, 22:30 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2016, 22:30 WIB
Pemain Layang-layang Kampung Jodipan
Tak pernah ada kecelakaan yang melibatkan anak-anak pemain layang-layang meski area bermainnya bukan zona aman. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Sejumlah anak-anak Kampung Jodipan asyik bermain layang-layang. Mereka saling berkejaran berebut layang-layang yang jatuh melayang lantaran kalah tanding. Pemandangan itu sepertinya normal tetapi terselip bahaya di antara mereka.

Anak-anak Kampung Jodipan itu bukan bermain di tanah lapang, melainkan di atas jalur rel kereta api yang membelah pemukiman padat penduduk. Hampir setiap hari mereka bermain layang-layang di jalur kereta api ini, terutama jika cuaca cerah. Seolah tak ada rasa takut terhadap maut yang bisa setiap saat mengintai kala kereta api melintas.

"Hampir tiap sore, apalagi kalau tak hujan ya pasti bermain layang-layang di sini. Kebetulan ini Ramadan, sekalian menunggu waktu berbuka puasa," kata Hari, salah seorang bocah yang sore itu asyik bermain, Selasa, 21 Juni 2016.

Taman bermain mereka merupakan jalur kereta api aktif. Kereta api tujuan Malang - Jakarta, Malang - Yogyakarta dan tujuan lainnya melaju kencang sesuai jadwal di jalur ini. Saking rutinnya, anak-anak itu hapal jadwal kereta itu akan melintas dan jarak aman bagi mereka.

Tak pernah ada kecelakaan yang melibatkan anak-anak pemain layang-layang meski area bermainnya bukan zona aman. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

"Kalau bunyi lonceng pertama itu hanya tanda saja, kereta belum tentu langsung lewat. Nanti kalau ada bunyi kedua dan klakson keras, pasti ada kereta lewat," tutur Hari, salah seorang bocah, yang hafal pertanda kereta.

Ia mengaku tahu tanda itu lantaran diberi pemahaman oleh petugas pos penjaga perlintasan kereta. Di dekat pos ini pula mereka biasa bermain dan tak pernah ada larangan dari petugas. Saat kereta api berderu melaju, mereka hanya beringsut ke sisi kiri kanan rel tak lebih dari 1 meter jaraknya.

Agus, salah seorang remaja sore itu juga tak beranjak dari duduknya di tumpukan besi dekat rel saat kereta api melaju cepat. Ia tetap asyik memasang benang layang-layang dari posisi aman dari bahaya kereta api.

"Jarak aman sudah tahu. Semua kawan sudah tahu posisi yang pas, karena hampir tiap sore main di sini," kata Agus.

Begitu rangkaian terakhir kereta melintas, mereka kembali berlompatan memenuhi jalur sebelum palang pintu di pos perlintasan penuh terbuka. Petugas pos menyebut selama ini tak pernah ada kejadian yang sampai mengakibatkan anak-anak itu terluka, apalagi merenggut nyawa.

"Selama ini tak pernah ada apapun. Sepengetahuan saya tidak ada kejadian dan semoga jangan sampai ada. Sulit melarang mereka bermain di sini," ucap seorang petugas pos perlintasan yang enggan menyebut namanya.

Menurut dia, setiap kereta api selalu membunyikan klakson dengan kencang sebelum mendekati jalur ini. Seakan-akan sang masinis tahu bahwa banyak kerumunan anak bermain di tengah jalur. Apalagi, jalur ini sudah sangat lama menjadi tempat bermain layang-layang bagi anak kampung setempat.

"Kalau cuaca cerah, yang bermain layang–layang di sini bisa semakin banyak lagi," ucap dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya