Kakak Korban Abu Sayyaf Harap Adiknya Bisa Lebaran Bersama

Korban penyanderaan Abu Sayyaf, Ismail Tiro baru bekerja kurang lebih dua tahun di perusahaan batu bara itu.

oleh Eka Hakim diperbarui 29 Jun 2016, 16:07 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2016, 16:07 WIB
2 KRI Kawal Kapal Korban Pembajakan Abu Sayyaf ke Balikpapan
Salah seorang korban penyanderaan Abu Sayyaf, ABK TB Charles, Ismail dan putranya. (istimewa)

Liputan6.com, Makassar - Keluarga Ismail Tiro, salah seorang korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf berharap bisa berlebaran bersama korban di kampung halaman di Kalli-kalli, Kelurahan Adatongeng, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, Sulsel.

"Kami keluarga berharap korban segera dibebaskan dan dikembalikan ke tanah air atau langsung dipulangkan ke Maros agar kami bisa bersama-sama melaksanakan Idul Fitri tahun ini," kata Muhammad Yahya Tiro, kakak kandung Ismail Tiro saat dihubungi via telepon, Selasa, 28 Juni 2016.

Yahya menuturkan jika kejadian penyanderaan adiknya itu awalnya tidak dipercaya. Setelah terkonfirmasi, ia dan keluarga besarnya trauma dan tak henti-hentinya berdoa agar masalah yang dialami korban segera terselesaikan.

"Kita awalnya tak percaya kalau kejadian ini menimpa adik kandung kami. Yah mohon teman-teman juga doanya agar adik kami selamat dan sehat dalam perlindungan Allah SWT," ujar Yahya kepada Liputan6.com.

Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Maros, dalam hal ini Bupati Maros M Hatta Rahman yang merupakan kerabat dekatnya. Bupati kini berusaha berkomunikasi dengan kementerian terkait.

"Sembari menunggu kabar perkembangan, kami keluarga korban diminta perbanyak doa dan berzikir sambil terus berusaha mencari perkembangan dari Jakarta karena pemerintah saat ini juga sudah berproses upaya penyelamatan sandera tersebut," ujar Yahya.

Menurut dia, kabar adiknya menjadi korban penyanderaan Abu Sayyaf didapatkan dari media massa. Ia kemudian mengonfirmasi kebenarannya ke istri korban yang tinggal di basecamp perusahaan di Kalimantan dan dibenarkan.

"Saya konfirmasi ke istrinya yang saat ini ada di basecamp perusahaan tempat korban (suaminya) bekerja dan ia membenarkan suaminya masuk dalam salah satu korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf," terang Yahya.

Ismail yang memiliki dua anak ini bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di PT Rusyanto Bersaudara, sebuah perusahaan batu bara. Ia bekerja di perusahaan itu sejak dua tahun silam.

Selain seorang sandera Abu Sayyaf asal Kabupaten Maros, dua korban lainnya juga merupakan warga Sulsel bernama Sofian, warga Kabupaten Takalar, Sulsel, dan M Mabrur warga Kelurahan Lakessi, Kecamatan Soreang, Kota Pare-Pare, Sulsel.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya