Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta menjadi tuan rumah acara International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG) yang diikuti 24 negara INSARAG Asia Pasifik. Kegiatan yang digelar 25-29 Juli 2016 ini merupakan latihan SAR kelas internasional.
Acara ini bertujuan untuk menguji dan memperkuat sistem koordinasi dan pengendalian operasi SAR dalam bencana antara Badan SAR Nasional (Basarnas) dengan lembaga terkait secara nasional maupun internasional.
"Di Indonesia ini sudah dua kali dilakukan. Dulu pernah di Padang sekarang di Yogya," ujar Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo, Kepala Basarnas usai membuka acara pelatihan di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Senin (25/7/2016).
Advertisement
Ia mengungkapkan, alasan Yogyakarta dipilih menjadi lokasi pelatihan SAR internasional karena kota ini memiliki banyak potensi bencana. Mulai dari gempa Bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, angin kencang, sampai tsunami.
Napak Tilas ke Merapi
Selain itu, kata dia, juga mengenang 10 tahun gempa Bumi yang melanda Yogyakarta pada Mei 2006. Total peserta kegiatan ini sebanyak 344 orang. Terdiri dari 174 peserta dalam negeri dan 170 peserta luar negeri.
Baca Juga
Rangkaian acara meliputi peningkatan kapasitas anggota SAR, napak tilas ke Gunung Merapi, serta simulasi SAR di lapangan PT Gudang Garam Jombor.
Soelistyo juga menuturkan, kegiatan tahun ini fokus pada bencana gempa Bumi sesuai dengan tema acara INSARAG Asia Pacific Earthquake Response Exercise 2016.
INSARAG merupakan perkumpulan organisasi internasional di bidang pencarian dan penyelamatan bencana perkotaan yang dibentuk 1991 dan bersekretariat di Jenewa, Swiss.
Kepala Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) PBB perwakilan Indonesia Oliver Lacey Hall menjelaskan, gempa Bumi 10 tahun lalu di Yogyakarta menjadi contoh kerjasama pemerintah dengan lembaga internasional.
"OCHA menghubungkan organisasi SAR di setiap negara," ucap Hall. Ia menyebutkan, ada 3 syarat pengiriman bantuan antar-negara, yakni ada permintaan, penerimaan, dan persetujuan.