Liputan6.com, Yogyakarta - Badan SAR Nasional (Basarnas) memodernisasi peralatan pencarian dan penyelamatan untuk memaksimalkan kerja di lapangan.
"Mengikuti perkembangan zaman maka diperlukan alat baru yang lebih canggih," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo, Senin, 25 Juli 2016.
Alat baru yang dimaksud antara lain, delapan unit heli UAV menggantikan fix wing, kapal berukuran 40 meter, dan peralatan selam bawah air. Alat baru lain yang dimiliki Basarnas adalah sebuah heli drone yang dibeli tahun lalu dari Swiss.
Soelistyo menuturkan pihaknya juga meningkatkan kapasitas SDM SAR sehingga memiliki karakter responsif, militan, dan santun. Ia menerapkan command center yang memantau pergerakan pesawat udara dan kapal laut.
"Untuk kapal nelayan belum bisa, baru kapal laut," ucap dia.
Baca Juga
Menurut Bagian Sarana dan Prasarana Basarnas Sandi Jaelani, drone ini digunakan untuk pencarian di laut dan darat saat terjadi musibah. Terakhir kali, drone digunakan saat mencari warga Swiss yang hilang di Gunung Semeru beberapa waktu lalu.
Drone berjenis Factbox SDO 50 V2 ini berdimensi panjang 2,85 meter, lebar 600 sentimeter, tinggi 920 sentimeter, dan beban maksimal 88 kilogram. Heli drone ini memiliki dua baling-baling sepanjang 1,27 meter dengan bahan bakar menggunakan avtur.
Ia menyebutkan dua tangki masing-masing berkapasitas 13 liter dan satu tangki cadangan berkapasitas 25 liter. Ia menyatakan heli drone ini tidak antiair sehingga sulit digunakan dalam kondisi hujan maupun kabut tebal.
"13 liter bisa digunakan beroperasi 50 menit dengan jangkauan sekitar 3 kilometer dan ketinggian bisa mencapai 2.000 meter," ucap Sandi.