Liputan6.com, Kupang - Pulau Rote terletak di bagian paling selatan Indonesia. Pulau ini mudah dijangkau dari Kota Kupang, baik menggunakan kapal feri ASDP maupun kapal cepat yang beroperasi pagi dan sore hari.
Perjalanan Kupang-Rote membutuhkan waktu sekitar empat jam kalau menggunakan kapal feri ASDP, sedangkan kapal cepat membutuhkan waktu sekitar dua jam. Kalau menggunakan kapal feri cepat, akan merapat di Dermaga Ba'a, ibu kota Kabupaten Rote Ndao, sedangkan kapal feri ASDP merapat di Dermaga Pantai Baru.
Seperti kebanyakan daerah di wilayah timur Indonesia, Pulau Rote juga memiliki potensi wisata alam yang menawan. Liputan6.com mendaftar delapan objek wisata yang wajib dikunjungi saat tiba di Pulau Rote, NTT. Berikut daftarnya:
Advertisement
Baca Juga
1. Selancar di Pantai Nembrala
Banyak peselancar sengaja mengejar ombak di Pantai Nembrala karena berskala internasional. Namun bagi Anda yang hanya ingin bersantai di pinggir pantai, pasir putih Pantai Nembrala juga layak dinikmati sambil memandang perkampungan yang dinaungi nyiur melambai.
Pantai ini masih belum terlalu ramai. Hanya beberapa kunjungan di akhir pekan dan libur panjang. Namun, perkembangan wisata di pantai ini cukup pesat dengan pembangunan fasilitas penginapan berbagai tarif.
2. Pantai Bo'a Rasa Hawaii
Objek wisata ini terletak di Kecamatan Rote Barat, sekitar 7,5 km dari kota kecamatan. Pantai Bo'a merupakan lokasi lomba selancar berstandar internasional karena memiliki gulungan ombak terbesar ke-2 setelah Hawaii. Lomba yang diikuti para penggila selancar dari seluruh dunia biasanya diadakan antara Oktober-September.
3. 300 Tangga Bukit Mando'o
Bukit Mando’o dikenal warga dengan Tangga 300. Pasalnya, wisatawan harus melewati anak tangga yang berjumlah lebih dari 300 untuk menuju puncak bukit ini. Begitu sampai di puncak, kita dapat melihat pesona kawasan pantai di Desa Kuli yang eksotis, yakni hamparan laut yang bernuansa biru dan hijau menyatu dengan hutan bakau yang rimbun.
4. Gerbang Batu Pantai Oeseli
4. Gerbang Batu Pantai OeseliÂ
Pantai Oeseli adalah sebuah pantai pasir putih yang dihiasi dengan banyak batu cadas. Saking banyaknya, batu cadas ini bertumpuk dan menjadi satu membentuk gerbang pintu masuk raksasa ke Rote.
Karena belum banyak dikunjungi orang, pantai ini masih belum tercemar. Padahal, ombak di pantai ini tidak besar sehingga nyaman untuk berenang. Masuk ke dalam desa, Anda bisa melihat sebuah perkampungan yang dipenuhi dengan jemuran rumput laut. Karena letaknya yang tepat di pinggir laut, hampir seluruh penduduk Oeseli berprofesi sebagai petani rumput laut.
Selain itu, warga Oeseli juga membuat air gula. Untuk mencapainya, Anda bisa berangkat dari Nerembala menggunakan mobil. Jarak yang harus dilalui adalah sekitar 20 km, dengan waktu tempuh 1 jam.
5. Labirin Pantai Mulut Seribu
Pantai Mulut Seribu terletak di Kecamatan Rote Timur. Masyarakat di sini menjadikan rumput laut sebagai mata pencaharian mereka sehari-hari, selain menangkap ikan. Bagi wisatawan yang baru mengunjungi Teluk Mulut Seribu selalu kesulitan atau tersesat pada saat keluar karena konon katanya ada yang menutup jalan keluar apabila para tamu masuk tanpa meminta izin kepada pemilik.
6. Benteng Alami Pantai Laviti
Pantai Laviti berada di antara dua ujung pulau yang seperti melindungi pantai ini dari laut lepas. Tebing-tebing karang yang runcing dan tajam seakan menjadi benteng untuk melindungi Pantai Laviti ini. Pemandangan diperindah dengan pantulan sinar matahari dari permukaan air laut dan pasir putih.
7. Danau Laut Mati
Objek wisata ini terletak di Desa Sotimori, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao. Waktu tempuh dari ibu kota kabupaten ke daerah ini memakan waktu 90 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Menikmati Laut Mati bisa dilakukan dengan menumpang jet ski mengelilingi mengelilingi pulau-pulau kecil yang berada di dalamnya. Objek wisata ini memiliki keunikan antara lain pasirnya berasal dari kulit kerang (keong). Ikan yang hidup di dalamnya adalah ikan mujair (ikan air tawar).
8.Tiang Bendera dari Zaman Belanda
Tiang Bendera itu memiliki keistimewaan karena didirikan oleh Belanda pada 1942. Kondisinya masih kokoh meski kini sudah berumur 62 tahun. Namun, pemandangan alam yang ditawarkan juga tak kalah indah.
Lokasi wisata yang terletak di Desa Baadale, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao itu disebut sebagai Tanah Lot-nya Rote karena ketika air laut surut, kita dapat berjalan kaki menuju batu yang di atasnya terdapat Tiang Bendera yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1942.
Advertisement