Liputan6.com, Surabaya - Kasianto (52) yang diangkat sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) Surabaya, Jawa Timur, untuk aksi tipu muslihat penggandaan uang yang diperagakan Dimas Kanjeng Taat Pribadi turut tertipu.
Dugaannya, semenjak mengikuti jejak pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng, korban telah menyetor sejumlah uang sebagai mahar yang nilainya mencapai Rp 300 juta.
"Pak Kasianto ini sudah meninggal dunia tahun 2015 lalu. Tapi, selama menjadi pengikut Taat Pribadi, almarhum memang telah diangkat menjadi Koordinator Wilayah Surabaya," ucap Wisnu Sunarsono (49), warga Tambak Asri, Kecamatan Krembangan, Surabaya, Selasa (4/10/2016).
Advertisement
Menurut Wisnu, sebagai pertanda diangkatnya Kasianto menjadi Koordinator Wilayah Surabaya, Taat Pribadi memberikan sebuah tongkat komando berwarna kuning keemasan. Selain itu, almarhum juga diberi sebuah kotak yang disebut sebagai kotak anjungan tunai mandiri atau ATM.
Baca Juga
"Nah, waktu menjadi pengikut, Kasianto tiap minggu bepergian ke Padepokan Dimas Kanjeng pimpinan Taat Pribadi di Probolinggo. Bahkan, Kasianto telah menyetorkan sejumlah uang serta harta sebagai mahar secara bertahap yang totalnya sekitar Rp 300 juta," tutur Wisnu yang diketahui sebagai adik ipar korban saat melaporkan dugaan penipuan Dimas Kanjeng Taat Pribadi ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Wisnu menjelaskan, Taat Pribadi pernah menjanjikan jika kotak ATM yang diterima korban itu bisa menambah pundi harta korban hingga berlipat-lipat. Pada saat memberikan kotak ATM tersebut, Taat Pribadi melarang Kasianto untuk membuka sebelum mendapat izin atau kode tertentu dari "sang raja".
"Tapi, sampai dengan akhir hayat, almarhum tidak mendapatkan seperti yang dijanjikan," ujar Wisnu.
Namun betapa terkejutnya keluarga korban ketika kotak ATM tersebut dibuka. Di dalam kotak ajaib pengganda uang tersebut ternyata bukan uang segepok yang berlimpah, melainkan yang terlihat hanya berisi beberapa benda-benda, seperti perhiasan kalung dan gelang, jam tangan berwarna kuning keemasan, uang tunai beberapa negara serta benda mirip jimat dan beberapa benda lainnya.
"Kami memberanikan membuka kotak itu setelah marak pemberitaan dugaan penipuan penggandaan uang yang dilakukan Taat Pribadi. Kami sekeluarga sepakat untuk membuka kotak ATM itu," Wisnu memaparkan.
Sementara itu, polisi menilai perhiasan dan jam tangan berwarna kuning keemasan itu sepintas terlihat asli. Namun, Polisi masih akan memeriksa lagi tentang keaslian barang-barang di dalam kotak pemberian Dimas Kanjeng tersebut.
"Kami masih periksa lagi keasliannya. Selanjutnya, kami limpahkan melimpahkan kasus ini ke Polda Jatim," tutur Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKBP Takdir Mattanete.