Awas, Buaya Makin Ganas di Sungai Mentaya

Serangan buaya ganas kepada warga biasanya terjadi pada pagi dan sore hari.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Des 2016, 10:03 WIB
Diterbitkan 29 Des 2016, 10:03 WIB
Ngeri, Anak Usia 2 Tahun Diseret Buaya di Disney World!
Ilustrasi buaya.

Liputan6.com, Sampit - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Tengah mengimbau masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan buaya di Sungai Mentaya.

"Kami meminta masyarakat lebih berhati-hati saat beraktivitas di sungai. Di daerah kita ini memang terdapat populasi buaya jadi kita harus selalu waspada. Apalagi kini ada lagi warga yang disambar buaya," kata Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit Muriansyah di Sampit, dilansir Antara, Rabu, 28 Desember 2016.

Kasus penyerangan buaya ganas terakhir terjadi pada Senin, 26 Desember 2016. Saat itu, Syahran (56), warga Desa Hanaut, Kecamatan Pulau Hanaut, diserang buaya muara. Korban berhasil selamat meski satu jarinya putus saat menyelamatkan diri dari terkaman buaya.

Korban disambar buaya saat mengambil air di sungai. Buaya yang diperkirakan sepanjang 3 meter itu sempat menarik korban ke dalam air, tetapi korban berhasil melepaskan diri.

Data BKSDA, kejadian itu merupakan insiden kelima buaya menyerang warga sepanjang 2016. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam kasus serangan buaya sepanjang tahun ini.

"Kami berencana akan ke lokasi sambil menunggu arahan dari pimpinan. Buaya biasanya mengganas saat musim kawin, tapi musim kawin itu biasanya terjadi pada Januari hingga Juli. Jadi, kami menduga kejadian ini karena buaya kelaparan akibat sumber makanannya makin berkurang," kata Muriansyah.

Selama ini, buaya yang dikenal ganas adalah buaya muara yang besarnya bisa mencapai 5 meter. Namun, belum diketahui jenis buaya yang kali ini menyerang warga.

Serangan buaya di kawasan muara Sungai Mentaya cukup tinggi. Hampir tiap tahun ada korban jiwa, bahkan beberapa di antaranya jasadnya tidak ditemukan hingga kini.

Habitat buaya di kawasan muara diduga ada di Pulau Lepeh karena warga sering melihat buaya bermunculan dan berjemur di daratan kecil yang berada di tengah Sungai Mentaya.

Pemerintah hanya bisa mengimbau masyarakat lebih berhati-hati karena sangat sulit menangkap dan merelokasi buaya liar yang jumlahnya diperkirakan cukup banyak itu.

BKSDA mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sungai, bahkan disarankan untuk dihindari. Berdasarkan data, kasus sambaran buaya umumnya terjadi pada pagi dan sore karena diduga saat itulah kebiasaan buaya mencari makan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya