Usai Perayaan Tahun Baru, Semeru Tutup Total untuk Pendakian

Pohon tumbang di beberapa jalur serta hujan lebat yang kerap mengguyur di puncak Semeru jadi pertimbangan kegiatan pendakian ditutup total.

oleh Zainul Arifin diperbarui 31 Des 2016, 18:07 WIB
Diterbitkan 31 Des 2016, 18:07 WIB
Dikonservasi, Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara
Jalur pendakian Gunung Semeru ditutup sementara guna konservasi.

Liputan6.com, Malang - Balai Besar Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (BB TNBTS) bakal menutup Gunung Semeru untuk aktivitas pendakian mulai 4 Januari 2017. Pemulihan ekosistem dan cuaca buruk menjadi alasan penutupan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu dari kegiatan pendakian.

"Penutupan total di Semeru juga dimaksudkan untuk kepentingan pemulihan atau revitalisasi ekosistem di sepanjang jalur pendakian," kata Kepala BB TNBTS, John Kennedie di Malang, Jawa Timur, Jumat, 30 Desember 2016.

Pohon tumbang di beberapa titik jalur pendakian serta hujan lebat yang kerap mengguyur di puncak Semeru juga jadi pertimbangan.

Penutupan Semeru untuk aktivitas pendakian itu juga rutin diberlakukan tiap tahunnya. Namun, belum bisa dipastikan kapan gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini kembali dibuka.

Penutupan pendakian ke Gunung Semeru demi memulihkan ekosistem ini sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dalam Pasal 35 UU itu disebutkan, untuk kepentingan pemulihan ekosistem pengelola dapat menghentikan sementara kegiatan (menutup pendakian).

"Kapan dibuka lagi untuk kegiatan pendakian, nantinya pasti akan ada pemberitahuan lanjutan," ujar John.

Berdasarkan catatan BB TNBTS, jumlah pendaki ke Gunung Semeru cukup tinggi. Hanya pada periode 1–28 Desember 2016 saja tercatat ada 9.228 pendaki lokal dan 81 pendaki mancanegara. Ini belum termasuk pendaki yang merayakan pergantian tahun di Semeru pada periode 29 Desember 2016 sampai 2 Januari 2017.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya