Akhir Pekan Bersama Banjir di Kuningan dan Cirebon

Gara-gara banjir, tahanan di sebuah Mapolsek terpaksa duduk di kursi menunggu air surut.

oleh Panji Prayitno diperbarui 23 Jan 2017, 09:33 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2017, 09:33 WIB

Liputan6.com, Cirebon - Derasnya hujan di kawasan pantura Jawa Barat membuat tujuh desa di kawasan timur Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terendam banjir. Ketujuh desa tersebut adalah Desa Citenjo, Sindang Jawa, Cipindok, Sukaharja, Cibingbin, Dukuh Badag dan Desa Ciangir, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Kepala BPBD Kabupaten Kuningan Agus Maulidin menyebutkan, banjir diakibatkan tingginya intensitas hujan di Kabupaten Kuningan. Hujan tersebut, kata Agus, berlangsung pada pukul 15.00 sampai pukul 17.00 WIB.

Tingginya intensitas curah hujan tersebut mengakibatkan meluapnya Sungai Cijangkelok mulai pukul 16.30 WIB. "Sungai mulai perlahan surut pukul 19.00 WIB. Untuk saat ini belum ada korban jiwa dan jangan sampai ada," kata Agus kepada Liputan6.com, Senin (23/1/2017).

Seiring dengan surutnya air di tujuh desa, BPBD Kabupaten Kuningan bersama jajaran SKPD terkait lainnya kini mendata dan membersihkan material sisa banjir. BPBD dan petugas juga akan membangun posko utama lapangan di balai desa.

"Untuk posko taktis kami bangun di tujuh desa yang terendam banjir," kata Agus.

Derasnya hujan di kawasan pantura Jawa Barat membuat tujuh desa di kawasan timur Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terendam banjir. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Hingga saat ini, petugas BPBD dan polisi serta TNI bergotong-royong membersihkan material banjir seadanya. Ketujuh desa terebut juga terpaksa beraktivitas tanpa menggunakan listrik di malam hari.

Kantor Polisi Kebanjiran

Banjir juga menggenangi sebagian wilayah Cirebon. Salah satunya menggenangi kantor Polsek Weru, Kabupaten Cirebon. Berdasarkan pantauan Liputan6.com pada Minggu, 22 Januari 2017, sejumlah anggota yang bertugas di Mapolsek Weru bergotong-royong memindahkan air yang masuk ke seluruh ruangan.

Ketinggian air mencapai ketinggian sekitar 30 cm. Akibat genangan itu, polisi menunda pelayanan bagi masyarakat. Bahkan, para tahanan yang ruangannya terendam banjir terpaksa duduk di atas kursi sambil menunggu air surut.

"Petugas juga ada yang bersihkan ruang tahanan. Tapi hanya sebatas di depan karena rawan kabur juga kalau petugas kami masuk," ucap Kanit Humas Polsek Weru Bripka Mahendra.

Dia menyebutkan, ketinggian banjir mencapai 80 sentimeter. Banjir tersebut diduga akibat kurangnya saluran pembuangan air. Selain itu, kata Mahendra, banjir juga disebabkan rendahnya posisi Mapolsek.

"Tiap tahun dan kalau hujannya besar dan lama kami selalu terendam banjir. Mau tidak mau anggota fokus bersihkan Mapolsek," kata dia.

Dia memastikan pelayanan di Polsek Weru akan kembali normal saat air yang menggenangi Mapolsek Weru sudah surut. "Dokumen juga kami angkat dan dipindahkan ke tempat yang lebih aman," ujar Mahendra.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya