Liputan6.com, Sumenep - Tingginya intensitas curah hujan selama tiga hari yang mengguyur wilayah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, membuat permukiman dan warga setempat tergenang akibat terendam banjir. Rumah dan lahan milik petani mendadak menjadi kolam.
Perumahan dan lahan pertanian yang terendam banjir terjadi di Desa Nambakor, Kecamatan Saronggi, dan Desa Patean, Kecamatan Batuan. Kedua daerah tersebut merupakan batas dari dua kecamatan, tepatnya di batas Kota Sumekar.
Warga khawatir akan turun hujan kembali yang dapat menambah ketinggian debit air. Lokasi banjir tersebut diperkirakan hanya berjarak kurang lebih 4 km dari tengah kota di ujung timur Pulau Garam ini.
"Banjir kali ini merupakan yang terbesar dari tahun-tahun sebelumnya, karena genangan air yang merendam permukiman warga dan lahan pertanian tak kunjung surut. Bahkan, ketinggian air juga meningkat dari genangan air yang biasa terjadi," kata salah seorang warga dampak banjir, Moh Hakim, Rabu, 15 Februari 2017.
Menurut dia, banjir yang melanda di desa tersebut akibat luapan sungai tak mampu lagi menampung debit air hujan yang terlalu lama. Ketinggian banjir yang diperkirakan mencapai 50 cm itu membuat warga kelimpungan. Mereka berusaha memindahkan barang-barang yang berada di dalam rumah ke tempat lebih aman agar tidak terendam banjir.
"Untuk banjir kali ini, airnya sudah masuk ke rumah warga, sehingga ketika hujan turun lagi, banjir ini tambah mengkhawatirkan. Kalau tahun-tahun sebelumnya tidak sampai masuk ke dalam kamar, hanya saja menggenangi halaman rumah," kata Hakim.
Baca Juga
Hakim mengatakan, genangan banjir telah merendam puluhan rumah dan puluhan hektare sawah. Warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani mulai ketar-ketir karena jika genangan air di lahan miliknya tidak kunjung surut, secara otomatis tanaman padi tersebut akan rusak dan bisa terjadi gagal panen.
Kekhawatiran mereka semakin menjadi-jadi karena banjir yang terjadi hingga kini tidak kunjung surut. Bahkan, aktivitas warga juga terhambat.
"Semoga saja genangan banjir ini segera surut, tapi jika di wilayah selatan terjadi hujan, genangan banjir akan semakin parah. Sebab, banjir yang terjadi di desa ini merupakan air kiriman yang masuk ke sungai tak jauh dari pemukiman warga," ucap Hakim.
Warga berharap Pemda Sumenep memperhatikan serius terhadap kondisi warga yang tinggal di daerah banjir, sehingga dalam waktu dekat bisa mencari solusi agar kejadian sama tidak kembali terulang.
"Jika ini dibiarkan tanpa ada penanganan serius dari pihak terkait, ke depan pasti banjir yang terjadi di daerah ini akan bertambah parah. Karena semakin lama sungai yang ada tambah dangkal hingga tidak mampu menampung debit air dengan skala besar," kata dia memungkasi.