Liputan6.com, Jakarta - Cuaca pagi Jakarta pada hari ini, Selasa (18/3/2025), diprakirakan seluruh langitnya akan turun hujan berintensitas ringan. Kecuali di wilayah Kepulauan Seribu akan berawan. Demikian prediksi cuaca hari ini.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca Jakarta pada siang hari seluruhnya diprakirakan berawan.
Advertisement
Baca Juga
Kemudian pada malam hari nanti, seluruh wilayah Jakarta diprakirakan akan kembali turun hujan dengan intensitas ringan. Kecuali di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara akan berawan. Lalu di Kepulauan Seribu akan petir.
Advertisement
Untuk wilayah penyangga Kota Jakarta, yaitu Bekasi dan Depok, Jawa Barat diprakirakan pagi dan malam akan turun hujan ringan. Sedangkan siangnya berpotensi berawan.
Di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat, cuaca pagi diperkirakan turun hujan ringan, lalu siang hingga malam berawan.
Kemudian, di wilayah Kota Tangerang, Banten, diprediksi pagi hujan ringan, siang cerah berawan, dan malam berawan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Hujan Ringan | Berawan | Berawan |
Jakarta Pusat | Hujan Ringan | Berawan | Hujan Ringan |
Jakarta Selatan | Hujan Ringan | Berawan | Hujan Ringan |
Jakarta Timur | Hujan Ringan | Berawan | Hujan Ringan |
Jakarta Utara | Hujan Ringan | Berawan | Berawan |
Kepulauan Seribu | Berawan | Berawan | Petir |
Bekasi | Hujan Ringan | Berawan | Hujan Ringan |
Depok | Hujan Ringan | Berawan | Hujan Ringan |
Kota Bogor | Hujan Ringan | Berawan | Berawan |
Tangerang | Hujan Ringan | Cerah Berawan | Berawan |
Modifikasi Cuaca di Jakarta Sudah Semai 12 Ton Garam Selama Enam Hari untuk Antisipasi Hujan Deras
Operasi modifikasi cuaca (OMC) yang memasuki hari keenam telah menyemai 12 ton garam (NaCl) di langit Jakarta. Langkah ini sebagai upaya mengantisipasi hujan deras.
Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta sekaligus juru bicara operasi modifikasi cuaca (OMC) Jakarta 2025, Michael Sitanggang, mengatakan total penggunaan bahan semai mencapai 12 ton dengan waktu terbang kumulatif selama 31 jam 30 menit.
"Tercatat sebanyak 15 kali sorti penyemaian garam sudah dilakukan," kata Michael dalam keterangan resminya, Mnggu (16/3/2025) dilansir Antara.
Pada Minggu ini, lanjut dia, dilakukan tiga sorti penyemaian 2,4 ton bahan semai higroskopis (menyerap molekul air) dengan total durasi penerbangan mencapai 5 jam 40 menit.
Lokasi penyemaian meliputi area Kabupaten Pandeglang dan Serang untuk sorti pertama. Lalu, wilayah Barat Daya Pandeglang, Banten, Lebak, dan Perairan Selat Sunda untuk sorti kedua. Serta, area Barat Daya Pandeglang, Kabupaten Lebak, dan Perairan Selat Sunda untuk sorti ketiga.
"Kami terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca demi memastikan kota Jakarta terhindar dari bencana hidrometeorologi selama pelaksanaan OMC," ujar Michael.
Operasi modifikasi cuaca hari keenam terhitung sejak 11 Maret lalu, dilakukan sebagai tindak lanjut atas laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten mengalami hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan, sedang, hingga lebat.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, menjelaskan berdasarkan prediksi presipitasi (curah hujan) tiga jam, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diprediksi merata di seluruh wilayah.
"Prakiraan cuaca tiga jam menunjukkan intensitas ringan hingga sedang, sehingga pertumbuhan awan di wilayah Barat Jawa menjadi target pelaksanaan operasi hari ini. Potensi pembentukan awan hujan di wilayah Jawa bagian Barat pada 17-18 Maret 2025," kata Budi.
Advertisement
Kurangi Curah Hujan, Pemprov Jakarta Pertimbangkan Modifikasi Cuaca Malam Hari
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mempertimbangkan untuk melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) pada malam hari. Langkah ini diambil untuk mengurangi intensitas hujan dan meminimalisir risiko banjir yang sering melanda ibu kota.
Kerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadi kunci dalam pelaksanaan rencana ini.
"Kami meminta bantuan pesawat dari BNPB untuk bisa diterbangkan pada malam hari. Pemprov DKI memiliki keterbatasan untuk pesawat yang terbang malam," ungkap Sekretaris Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Maruli Sijabat, di Balai Kota Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Adapun pelaksanaan operasi modifikasi cuaca, kata dia, sesuai dengan arahan dari BMKG. Ini terkait potensi pertumbuhan awan hujan. Dengan kata lain, OMC dilakukan bila ada potensi awan hujan.
"Namun kalau misalnya tidak ada pertumbuhan awan hujan, maka kita tidak lakukan OMC. Demikian pada malam hari. Jadi kita menunggu untuk pelaksanaan OMC-nya dari BMKG," kata Maruli.
Dengan adanya dukungan dari BNPB, OMC malam hari ini diharapkan dapat lebih efektif dalam mengendalikan curah hujan di Jakarta.
Modifikasi cuaca di Jakarta bukanlah hal baru. Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah telah melaksanakan OMC dalam berbagai periode.
Dengan metode penyemaian awan menggunakan bahan seperti garam, OMC bertujuan untuk mengurangi curah hujan hingga 80 persen. Namun, pelaksanaan ini tidak selalu dilakukan, melainkan berdasarkan potensi pertumbuhan awan hujan yang ada.
