Liputan6.com, Sumenep - Ribuan ayam milik peternak di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, ditemukan mati mendadak. Akibatnya, peternak merasa resah dan terhadap adanya kejadian tersebut.
Matinya ayam ras petelur secara cepat itu dikhawatirkan akibat penyebaran penyakit yang dapat membahayakan manusia, hingga akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Sampai saat ini, penyebab banyaknya ayam mati secara mendadak yang terjadi di Dusun Ares Tengah, Desa Talang, Kecamatan Saronggi, masih belum diketahui secara pasti.
Pemilik unggas hanya bisa pasrah harus menanggung kerugian cukup besar. Dari ayam sebanyak 2.800 ekor. kini hanya tinggal 10 ekor akibat setiap hari mati secara mendadak.
Advertisement
Baca Juga
"Sejak awal bulan ini, ayam yang kami pelihara setiap hari ada yang mati mendadak. Dalam waktu hampir satu bulan, ayam yang mati keseluruhan mencapai 2.790 ekor," kata Ahmad Tayib, pemilik ternak yang mati mendadak, Selasa (24/1/2017).
Menurut Tayib, sejak ditemukan unggas peliharaannya mati mendadakRegi, berbagai upaya telah dilakukan, termasuk memberikan obat-obatan agar tidak merembet ke ternak lainnya. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil.
"Itu kalau dijual satu ekor harganya berkisar Rp 30 ribu. Jadi kalau sebanyak lebih dari dua ribu ekor, kerugian yang kita alami mencapai sekitar Rp 80 juta," kata Tayib.
Bahkan di daerah tersebut, bukan hanya ayam yang mati mendadak, tetapi juga itik petelur. Dalam waktu bersamaan, banyak itik mati secara mendadak tanpa diketahui penyebabnya.
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan setempat langsung mengecek unggas yang mati mendadak. Petugas juga mengambil sampel guna dilakukan penelitian untuk memastikan apa penyebab banyaknya unggas mati secara mendadak.
Nantinya, hasil penelitian di laboratorium dapat memberikan kesimpulan secara pasti yang selama ini menjadi tanda tanya bagi peternak.
"Berdasarkan informasi dari peternak, sejak tanggal 1 Januari sampai sekarang sudah mencapai 2.790 ekor ayam yang mati mendadak," kata Zulfa, dokter hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Kabupaten Sumenep.
Sejumlah sampel ayam mati yang dibawa untuk uji baru bisa diketahui dalam waktu dua hari, karena uji sampel itu harus di laboratorium kesehatan hewan di Surabaya. Sebab, di daerah ini belum memiliki laboratorium sendiri yang bisa menguji sampel tersebut.