Sosok Perwira Pertama Polisi Cantik Keturunan Tionghoa

Saat menjalani pendidikan, perwira polisi perempuan keturunan Tionghoa itu bahkan memimpin Korps China.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 02 Mar 2017, 09:02 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2017, 09:02 WIB
Sosok Perwira Polisi Perempuan Keturunan Tionghoa Pertama
Saat menjalani pendidikan, perwira polisi perempuan keturunan Tionghoa itu bahkan memimpin Korps China. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Di antara polisi cantik yang bertugas dan bahkan tampil di layar kaca, ada sesosok perempuan keturunan Tionghoa yang bertugas di Polres Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Nama polwan itu Liliana Wijaya Jonni. Perempuan yang akrab disapa Lili itu kini berpangkat Inspektur Dua (Ipda). Di usia 23 tahun, ia menjabat Kanit Regident (Registrasi dan identifikasi) Polres Balikpapan sejak awal 2017.

Ketika lulus Akpol pada 2015, Lili langsung ditempatkan di Polda Kaltim, dengan tugas awal sebagai Ka SPK Polres Balikpapan, kemudian Kanit Dikyasa. Di Polda Kaltim, Lili tercatat satu-satunya polisi keturunan Tionghoa yang Muslim.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini lahir di Jakarta, tetapi besar di Jepara, Jawa Tengah. "Baru saya (menjadi polisi), paling banyak jadi pedagang," ujar dia dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Rabu, 1 Maret 2017.

Garis keturunan Tionghoa didapatkan Lili dari ibunya, Sri Astuti yang lahir di Jepara, tetapi besar di Sintang, Kalbar. Kakek dan nenek Lili adalah penduduk asli Sintang yang kesehariannya menggunakan bahasa “Khek”. Sedangkan ayahnya, Jonni Amidal asli Sumatera Barat.

Ada cerita menarik dari orangtuanya ketika dulu hendak menikah sangat susah, karena ibunya keturunan minoritas. "Cerita Amoi (panggilan ibu saya) dulu susah menikah kalau berbeda etnis, namun akhirnya jadi juga," ujar Lili.

Lili sejak kecil bercita-cita menjadi polisi. Saat lulus SMA 1 Jepara 2010, dia langsung mendaftar jadi calon polisi. Mengikuti serangkaian tes, Liliana lolos.

Namun, kala itu penentuan kuota dilakukan secara nasional. Lili gagal dan sempat terpuruk dalam masa-sama kesedihan. "Saya baru kali pertama lihat ibu nangis, ya waktu itu," kata Liliana yang nyaris meneteskan air matanya ketika bercerita.

Beberapa bulan kemudian, kesedihan mulai pudar. Dia pun terus berlatih dan mempersiapkan diri untuk mendaftar kembali pada 2011. Berkat tekad dan usaha, Lili meraih urutan satu nasional penerimaan Akpol.

"Allah memuluskan proses pendaftaran hingga mengikuti serangkaian pendidikan akhirnya lulus pada 2015," kata Liliana.

Selama pendidikan, tak hanya dirinya Taruni (sebutan siswi Akpol) yang keturunan Tionghoa. Bahkan, kala itu Liliana dipercaya menjadi Danton, dan membentuk Korps China.

"Tidak ada minoritas, semua diperlakukan sama," kata dia mengenang.

Dalam waktu dekat, pemilik gelar STK itu akan melanjutkan S-2 bidang transportasi di Leeds University, Inggris. "Kebetulan ada beasiswa, saya mengurus dan alhamdulillah lolos," ucap Lili.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya