Terus Disuntik, Mbah Gotho Manusia Tertua Paksa Pulang dari RS

Selama dirawat di rumah sakit, Mbah Gotho mendapat transfusi tujuh kantong darah golongan O.

oleh Fajar Abrori diperbarui 18 Apr 2017, 08:06 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2017, 08:06 WIB
Terus Disuntik, Mbah Gotho Manusia Tertua Paksa Pulang dari RS
Selama dirawat di rumah sakit, Mbah Gotho mendapat transfusi tujuh kantong darah golongan O. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Sodimejo atau Mbah Gotho yang disebut sebagai manusia tertua sejagad asal Sambungmacan, Sragen, sudah pulang dari rumah sakit pada Senin siang, 17 April 2017. Lelaki berusia 146 tahun itu memaksa pulang meski kesehatannya belum paripurna.

Suwarni, istri salah satu cucu Mbah Gotho mengatakan, kakeknya terus memaksa ingin pulang. Walau dokter belum mengizinkan pulang, dokter tak bisa menahan Mbah Gotho lebih lama di rumah sakit.

"Simbah pulang tadi siang, sekitar jam 12.00 WIB, " kata Suwarni, istri Suryanto, cucu Mbah Gotho kepada Liputan6.com.

Mbah Gotho dirawat di kamar nomor X bangsal Wijayakusuma RSUD Soehadi Prijon‎egoro, Sragen sejak Rabu, 12 April 2017. Ia dirawat karena mengalami melena karena kurangnya asupan makanan.

Suwarni menjelaskan, selama dirawat di rumah sakit, Mbah Gotho menghabiskan tujuh kantong darah golongan O. Lelaki yang gemar merokok itu ditransfusi darah lantaran kondisinya menurun.

"Kondisinya kemarin (Minggu 16/4/2 017) sempat drop. Kemudian pada malam harinya ditambah tiga kantong darah. Jadi totalnya, Mbah Gotho ditransfusi tujuh kantong darah," tuturnya.

Ia mengatakan selama opname, Mbah Gotho terlihat tidak betah. Bahkan kemarin pagi, Mbah Gotho marah-marah tidak mau disuntik. Lelaki itu meronta ingin pulang ke rumah.

"Karena terus-terusan disuntik, tingkah gerakan Mbah Gotho nggak karuan. Ia merasa kesakitan saat disuntik. Ya, mungkin sudah tua. Ia pun meminta pokoke bali, urip mati neng omah (pokoknya harus pulang, hidup mati di rumah)," kata Suwarni.

Setelah pulang, ternyata nafsu makan Mbah Gotho meningkat.  ‎Berdasarkan pengakuan Suwarni, ketika disuapi jenang dan roti, Mbah Gotho menyantapnya dengan lahap.

"Sekarang maeme (makannya) banyak, tidak seperti kemarin. Ya maemnya baru jenang dan roti," kata Suwarni.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya