Kereta Era Kejayaan Cirebon Kuno di Caruban Carnival 2017

Kegiatan Caruban Carnival menarik perhatian pengunjung hingga rawan kecelakaan gara-gara mengejar selfie dengan Kereta Paksinagaliman.

oleh Panji Prayitno diperbarui 15 Mei 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2017, 13:30 WIB
Filosofi Paksinagaliman yang Meriahkan Caruban Carnival 2017
Kegiatan Caruban Carnival menarik perhatian pengunjung hingga rawan kecelakaan gara-gara mengejar selfie dengan Kereta Paksinagaliman. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Sedikitnya 58 peserta mengikuti ajang budaya tahunan Cirebon Caruban Carnival 2017 yang digelar Minggu, 14 Mei 2017. Tidak sedikit warga maupun pendatang memadati sepanjang Jalan Tuparev, Cirebon. Begitu juga para peserta karnival, mereka rela memakai kostum karnival yang rata-rata beratnya mencapai 5 kg itu.

Pantauan Liputan6.com di lokasi, warga memadati Jalan Tuparev Cirebon sepanjang 1 kilometer menanti datangnya para peserta Caruban Carnival yang mengenakan kostum unik.

Tidak sedikit penonton nekat mengerubungi peserta Caruban Carnival hanya untuk mengabadikan momen dan selfie ria. Terlebih ketika iring-iringan kereta Paksinagaliman yang menjadi tema dalam even tahunan ini.

"Senang bisa lihat Kereta Paksinagaliman walaupun cuma duplikat tapi bisa tahu gambaran seperti apa kejayaan Cirebon zaman dulu," kata salah seorang pengunjung, Reni.

Tahun ini Kereta Paksinagaliman Cirebon menjadi sumber inspirasi para desainer ternama. Wati mengaku belakangan Cirebon menjadi ramai dan banyak even-even yang menarik perhatian warga.

Reni yang berdomisili di Yogyakarta itu menilai warisan budaya Cirebon tidak kalah menarik dengan daerah lain termasuk tempat asalnya di Yogyakarta. "Setahu saya kan ada keterkaitan antara Jogja dan Cirebon dari sejarah dan budaya hampir sama," ujar dia.

Sekretaris Dinas Budaya Pariwisata dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon Chaidir mengatakan, Kereta Paksinagaliman ini menjadi tema dalam Caruban Carnival karena merupakan bagian dari akar budaya Cirebon.

Peserta Caruban Carnival 2017 menghadirkan kostum-kostum unik bertema Paksinagaliman. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Tema Paksinagaliman diambil karena sebagai salah satu pusaka dan warisan budaya Cirebon. Ide dasar kreasi dari tema yang diambil adalah perpaduan dari tiga jenis hewan yang ada di dalam kereta Paksinagaliman.

Paksi adalah burung yang mewakili simbol budaya Islam, hewan naga mewakili budaya Cina, dan liman (gajah) mewakili budaya India. Secara filosofis, simbol Paksi mewakili kekuatan angkasa, simbol Naga mewakili kekuatan bawah air dan Liman mewakili kekuatan di darat.

"Jadi, darat, laut, dan udara itu perpaduan yang sudah membangun Cirebon menjadi kerajaan besar di masa lalu," tutur Chaidir.

Dia mengatakan, para desainer yang ikut dalam karnaval tersebut sudah melalui proses seleksi dan penjurian. Panitia juga akan menghadirkan duplikat kereta pusaka Paksinagaliman dan Singa Barong yang berasal dari dua kerajaan besar di Cirebon.

"Puncaknya pada Minggu ini, hasil kreasi para desainer akan diperlihatkan kepada masyarakat dan pengunjung maupun juri tentang desain mana yang dapat penghargaan nantinya," ujar Chaidir.

Minim Barikade Pengamanan

Sementara itu, dalam kegiatan tersebut tidak sedikit warga yang mengeluh lantaran minimnya keamanan di sepanjang Jalan Tuparev Cirebon. Pantauan di lokasi, di sepanjang Jalan Tuparev tidak terlihat adanya petugas membuat barikade keamanan sehingga tidak sedikit kendaraan melintas di tengah para peserta Caruban Carnival.

"Ini kan justru menurut saya bahaya apalagi warga yang tiba-tiba lari ke arah peserta hanya untuk ambil foto terus ada motor atau mobil melintas di jalan," tutur Taufik.

Menurut dia, dalam upaya menyukseskan event budaya tahunan tersebut, Pemda setempat bersama panitia lebih meningkatkan keamanan di lokasi kegiatan.

"Kalau ditutup ya tegas dong dan aparat keamanan harusnya jaga di tiap titik dan bentuk barikade. Kasihan kalau nanti ada yang ribut antara penonton yang mau foto dan pengendara yang lewat," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya