Ternyata Topeng Cirebon Sempat Dapat Simpati Penjajah Belanda

Tari topeng Cirebon secara umum terbagi dua menjadi Tari Topeng Babakan (Lima Wanda) dan Topeng Lakon.

oleh Panji Prayitno diperbarui 23 Mei 2016, 19:07 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2016, 19:07 WIB
Topeng Cirebon
Tari topeng Cirebon secara umum terbagi dua menjadi Tari Topeng Babakan (Lima Wanda) dan Topeng Lakon.

Liputan6.com, Cirebon - Topeng Cirebon awalnya merupakan seni keraton. Seiring berkembangnya zaman, kesenian itu semakin merakyat dan menjadi entitas budaya Cirebon.

Pada masa kejayaan Kesultanan Cirebon, Belanda pernah mensubsidi kesenian topeng Cirebon dengan bayaran 6.000 gulden dalam setahun. "Ini menunjukkan konstelasi perkembangan topeng Cirebon sehingga muncul varian tari dan gaya," kata pengamat seni dan budaya Cirebon Made Casta, Sabtu, 21 Mei 2016.

Topeng Cirebon tidak hanya menjadi properti vital dalam perkembangan seni tari di daerah itu. Kesenian ini juga berkaitan erat dengan perkembangan Islam di tanah Pasundan.

Adalah Sunan Gunung Jati yang menggunakan Topeng Cirebon untuk menarik hati warga. Menurut Made Casta, seni topeng selalu berhubungan dengan nilai luhur manusia. Meski begitu, belum ada bukti autentik yang menunjukkan jika Sunan Gunung Jati yang menemukan Topeng Cirebon.

"Sampai saat ini, belum ada naskah tertulis dan sejarah bukti bahwa topeng Cirebon siapa yang menemukan dan apakah orisinal Sunan Gunung Jati," ujar Casta.

Dalam perkembangannya, Topeng Cirebon kemudian dipentaskan dari panggung ke panggung dan sebagai pendukung setiap prosesi ritual adat seperti nadran, sedekah bumi atau ngunjung buyut.

Menurut Casta, tari topeng Cirebon terbagi dalam dua jenis, yakni Topeng Babakan (Lima Wanda) dan Topeng Lakon. Dari kedua jenis itu, Topeng Babakan dinilai lebih diapresiasi masyarakat dan masih lestari hingga kini.

Penyebabnya karena lebih sering ditampilkan. Casta mengungkapkan hampir di setiap acara yang digelar di Cirebon selalu ada penampilan tari topeng babak Cirebon.   

"Kalau topeng lakon adalah topeng yang menampilkan sebuah cerita dan sebatas pada ritual nadran atau sedekah bumi jarang dinikmati masyarakat," ujar Casta.

Seiring waktu, Topeng Babakan Cirebon berkembang menjadi beragam gaya. Secara umum, topeng Cirebon terbagi lima, yakni gaya Losari, Slangit, Kalianyar, Palimanan dan Gegesik.

Perbedaan gaya tari topeng di Cirebon terlihat pada pola lantai, struktur tari dan gerak. Misalnya, topeng Cirebon Gaya Losari didominasi pola kayang dan adeg-adeg (berdiri dengan ujung kaki seperti balet).

Pada akhir bulan ini, Cirebon akan menggelar pesta topeng dalam rangka The Caruban Carnival 2016. Karnaval yang akan diikuti 150 peserta itu digadang-gadang merupakan karnaval terbesar se-Jawa Barat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya