Pagi dan Petualangan di Tebing Gunung Gajah

Wisata baru ini akan jadi pilihan lain selain ke Borobudur dan Kota Yogyakarta.

oleh Yanuar H diperbarui 11 Jun 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2017, 06:00 WIB
Tebing Gunung Gajah
Wisata baru ini akan jadi pilihan lain selain ke Borobudur dan Kota Yogyakarta. (Liputan6.com/Yanuar H).

Liputan6.com, Kulonprogo - Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus menyajikan tempat wisata baru dan unik. Wisata baru saat Ramadan ini adalah Obyek wisata Tebing Gunung Gajah. Menikmati pagi dan bertualang di sini sungguh mengasyikkan.

Lokasi wisata ini berbatasan langsung dengan Purworejo, tepatnya ada di Dusun Tegaring II, Hargotirto, Kokap, Kulonprogo.

Arif B Sayoga selaku pengelola Tebing Gunung Gajah mengatakan, kawasan objek wisata Tebing ini berbeda dengan lokasi wisata lainnya. Sesuai dengan nama tebing, maka kemiringan tebingnya bisa 45 derajat. Selain itu lokasinya yang tinggi berada di 900 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Punggung bukit itu sudah di Purworejo, ada di perbatasan. Ya begini kondisinya sejuk, enak, malas pulang pokoknya," ujar Arif, Jumat 9 juni 2017.

Arif menjelaskan pula, selain sejuk, pengunjung juga dapat melihat burung-burung bebas beterbangan. Bahkan di lokasi juga ada beberapa rumah untuk burung. Burung sangat dijaga di daerah ini.

"Tapi enggak boleh menembak, ada di peraturan desa. Sangat menyenangkan warga di daerah ini sudah berpikir untuk melindungi burung," ujar dia.

Arif menambahkan, para pengunjung di Tebing Gunung Gajah dapat menikmati suasana dan wahana yang disediakan pengelola. Pengunjung dapat menikmati arena treetop dengan berjalan dari pohon ke pohon. Selain itu ada spot foto mulai dari klasik hingga tematik.

"Spot foto klasik karena awalnya muncul di atas pohon jadi saya sebut spot fotoklasik. Ada tiga yang klasik," ujarnya.

Wisata baru ini akan jadi pilihan lain selain ke Borobudur dan Kota Yogyakarta. (Liputan6.com/Yanuar H).

Arif menjelaskan, khusus spot foto tematik, nantinya akan ada lima konsep yang ditawarkan. Namun saat ini baru dua tema yang disajikan, yaitu foto di atas bulan sabit dan foto dengan gembok cinta raksasa. Tiga konsep lainnya adalah bunga raksasa, sayap malaikat, dan dewi putih.

"Tematik gembok cinta besar banget. Bulan sabit bisa duduk di atasnya. nanti akan ada lima patung tematik. Permainan treetop ada 10 lintasan, salah satunya flyingfox," ujarnya.

Arif mengatakan lahan seluas hampir 2 hektar itu juga memiliki susur gua yang indah. Bahkan di tengah gua itu ada celah di atasnya sehingga sinar matahari masuk layaknya sinar dari surga. Menurutnya itu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang masuk ke Tebing Gunung Gajah.

"Masuk gua pendek menyusuri tebing ke celah batu dan masuk gua. Ada kubah besar dan satu lorong mutar balik. masyarakat mengatakan waktu itu ada jumblengan lalu saya turun dan baru tahu ternyata ada kubahnya dan kubahnya itu bolong dan ada sinar matahari," ujarnya.

Arif mengatakan objek wisata baru yang sudah buka Selasa 6 juni 2017 lalu itu akan soft launching pada pekan depan. Setiap pengunjung dapat mengeluarkan biaya menikmati wahana yang ada mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu. Jika hanya berfoto, maka dikenakan biaya Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu. Permainan treetop Rp 50 ribu dan susur gua Rp 25 ribu.

"Maunya habis Lebaran tapi soft launching minggu depan deh," ujarnya.

Lelah yang Terbayarkan

Tebing Gunung Gajah
Wisata baru ini akan jadi pilihan lain selain ke Borobudur dan Kota Yogyakarta. (Liputan6.com/Yanuar H).

Sementara itu, Indra Wicaksono anggota organisasi insan pariwisata Indonesia divisi Yogyakarta yang berkunjung ke Tebing Gunung Gajah mengaku puas sampai di atas bukit. Awalnya ia mengaku tidak kuat untuk sampai ke atas tebing. Namun setelah sampai di puncak dengan suasana dan spot yang ada, ia mengaku puas dengan Tebing Gunung Gajah ini. Menurutnya Tebing Gunung Gajah ini akan jadi pilihan lain destinasi wisata di Yogyakarta khususnya Kulonprogo.

"Ini destinasi baru konsepnya baru mengerti. Ini tingginya cukup tinggi, perjuangan cukup terbayar di atas dari gembok cinta sampai bulan sabit lelahnya juga sudah hilang. Tadi kita maunya tidak mau sampai ke atas, sudah nyerah lalu naik naik sampai sekarang cukup puas," ujarnya.

Heru Purnomo, wisatawan asal Tulungagung Jawa Timur yang menikmati obyek wisata ini mengaku sudah puas sampai ke puncak Tebing Gunung Gajah. Menurutnya wisata baru ini akan jadi pilihan lain wisatawan selain ke Borobudur dan Kota Yogyakarta. Ia pun akan mempromosikan wisata baru ini di tempatnya.


Wisata baru ini akan jadi pilihan lain selain ke Borobudur dan Kota Yogyakarta. (Liputan6.com/Yanuar H).

"Pemerintah harus ikut bantu untuk sarana jalan. Semuanya puas. Saya nggak rugi dari Tulungagung ke sini, kita akan promosikan," kata dia.

Sementara itu warga sekitar, Mulyadi mengatakan warga sudah paham dan sadar tentang potensi wisata. Bahkan warga saling mendukung demi kemajuan wisata di daerahnya. Sehingga akan membawa perekonomian yang baik dari sektor wisata ini.

"Sudah, sudah paham, warga saling mendukung, intinya meningkatkan ekonomi warga sekitar, sehingga mendukung sepenuhnya. Masyarakat sudah siap. Awalnya masyarakat gotong royong membangun jalan ke atas. Tapi Pemkab tolong jalannya harus diaspal, diperhalus," ujarnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya