Bersih-Bersih Gamelan Bertuah di Pura Mangkunegaran

Jamasan atau membersihkan gamelan pusaka Pura Mangkunegaran harus sudah selesai saat Malam Selikuran atau 20 hari puasa.

oleh Fajar Abrori diperbarui 15 Jun 2017, 20:31 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2017, 20:31 WIB
Gamelan pusaka
Tradisi membersihkan gamelan pusaka di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, sudah menjadi ritual sejak Mangkunegara V. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Bulan puasa adalah waktu untuk menyucikan diri. Demikian pula dengan tradisi di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, yang menggelar tradisi jamasan gamelan pusaka saat bulan suci Ramadan. Ada enam gamelan pusaka yang dibersihkan.

Sejumlah abdi dalem Pura Mangkunegaran terlihat sibuk membersihkan perangkat gamelan Kiai Danarsih dan Kiai Danaraum. Tiga drum berisi air kembang disiapkan untuk jamasan gamelan pusaka tersebut.

Satu demi satu alat gamelan tersebut diguyur air kembang untuk segera disikat dan dibersihkan. Setelah bersih kemudian ditata untuk dijemur.

Menjamas atau membersihkan ini dilakukan sejak awal puasa. Jamasan harus sudah selesai saat Malam Selikuran atau 20 hari puasa. Ada enam gamelan puasa yang dibersihkan. Yaitu, gamelan Kiai Kanyut Mesem, Kiai Nogo Limo, Kiai Precet, Kiai Danasih, Kiai Danarum, Kiai Corobalen, dan Kiai Tombo Eneng.

Bupati Anom Pura Mangkunegaran, Supriyanto Waluyo, menjelaskan tradisi membersihkan gamelan pusaka sudah menjadi ritual dari Mangkunegaran. Ritual dimulai sejak Mangkunegara V. Jamasan dilakukan agar gamelan pusaka ini terawat.

Tradisi membersihkan gamelan pusaka di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, sudah menjadi ritual sejak Mangkunegara V. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

"Saat jamasan ini gamelan tidak boleh ditabuh. Nanti harus selesai sebelum Malam Selikuran. Makanya, harus-harus pintar untuk membersihkannya," ucap dia di Solo, Rabu, 14 Juni 2017.

Ia menjelaskan, gamelan ini bukan alat musik sembarangan. Usianya sudah ratusan tahun. Dari enam gamelan pusaka itu yang paling tua adalah Kiai Kanyut Mesem. Gamelan ini merupakan gamelan peninggalan Mangkunegara I. Untuk menjamasinya pun harus ada saratnya.

"Jadi di Pura Mangkunegaran itu biasanya kalau jamasan pusaka saat bulan Suro. Sementara saat puasa, gamelan pusaka gantian yang dijamas," Bupati Anom Pura Mangkunegaran memungkasi.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya