Liputan6.com, Yogyakarta - Mbah Lindu, penjual gudeg tertua di Jalan Sosrowijayan Yogyakarta dikenal sangat setia berjualan makanan khas Yogya itu. Namun sebulan terakhir, sosok Mbah Lindu tidak terlihat di pos ronda Jalan Sosrowijayan.
Mbah Lindu menyajikan gudeg dengan cara khas Yogyakarta yaitu dengan alas pincuk atau daun pisang yang dijepit Lidi. Harga makanan gudeg yang dijualnya mulai Rp 15.000 sampai dengan Rp 20.000.
Tampilan sederhana ini masih menjadi ciri khas Yogyakarta era dulu. Namun saat ini, pembeli tidak melihat di pos ronda tersebut. Pengunjung hanya menemukan anak dan cucunya yang berjualan di pos ronda Sosrowijayan itu.
"Tetep jualan kok cuma di ganti anak bungsunya yang sering ikut mbantu jualan Mbok Lindu," ujar Aris Suratman, Sabtu (1/7/2017).
Baca Juga
Aris mengatakan Mbah Lindu tidak berjualan karena sakit yang dideritanya. Saat ini, Mbah Lindu sedang dirawat di rumah sakit sehingga anak cucunya yang menggantikannya berjualan sebulan terakhir ini.
"Sekarang lagi di RS Panti Rapih sudah sejak tgl 28 kemarin. Sekarang di lantai tiga bangsal 312A," ujarnya.
Aris mengatakan setiap hari Mbah Lindu berjualan mulai pukul 05.00 WIB sampai dengan pukul 09.00 WIB. Saat bulan puasa kemarin Mbah Lindu mulai tidak berjualan karena sudah merasakan sakit.
"Sebulan obat jalan," kata anak menantunya itu.
Saat ini, Mbah Lindu masih beristirahat di rumah sakit dengan dijaga anak-anaknya secara bergantian. "Kata dokter infeksi paru-paru," ujar Aris.