Penjual Cobek Batu Gunung Padalarang Untung Rp 500 Ribu Tiap Hari

Cobek batu gunung dari Padalarang laris manis. Sambal yang dibuat dengan cobek jadi lebih sedap.

oleh Raden Fajar diperbarui 17 Jul 2017, 16:31 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2017, 16:31 WIB
Penjual Cobek Batu Gunung Padalarang Dulang Untung di Sumsel
Jualan cobek di Sumsel laris manis (Liputan6.com / Raden Fajar)

Liputan6.com, Palembang - Para pedagang cobek dari batu gunung mengaku menangguk untung besar dari penjualan di wilayah Sumatera Selatan. Mereka membawa cobek dari daerah Padalarang, Jawa Barat, dan dijual salah satunya di Sekayu, Musi Banyuasin, Sumsel.

Seorang di antaranya bernama Usep. Ia mengaku dengan menjual batu gunung yang ditempa berbentuk cobek ini, dirinya bisa meraup keuntungan sampai Rp 500 ribu per hari. Hampir satu pekan, Usep beserta lima rekannya berjualan di kawasan Jalan Lingkar Randik, Sekayu.

"Sebab di sini, batu cobek banyak terbuat dari semen dan arang. Makanya batu asli yang kami jual cukup laris," ujarnya.

Tak hanya berjualan di pinggir jalan, cobek batu gunung Bentang yang diangkut Usep dengan tiga mobil pikap bahkan sudah hampir laku semua. Ia pun bersiap untuk mengambil kembali cobek di tempat tinggalnya untuk dijual di kawasan lain di Sumsel, seperti Lubuklinggau, dan Musi Rawas.

"Bawa sekitar 3000 cobek berbagai ukuran. Kami juga jual di pasar dan masukkan ke toko-toko," jelasnya.

Dari segi fisik, perbedaan dari batu cobek yang dijual Usep sangat terlihat. Menurut Usep, sambal makanan yang dibuat dengan batu gunung lebih tahan lama juga bebas bahan kimia.

Kendati saat ini warga telah memiliki blender, Usep yakin masih ada keluarga yang memilih membuat sambal dengan menggunakan batu cobek. "Selain tradisional, sambal juga jadi lebih gurih. Tidak asal praktis seperti blender," katanya.

Dengan harga jual antara Rp 30 ribu-Rp 300 ribu sesuai ukuran, cobek itu relatif terjangkau. Lina, salah seorang ibu rumah tangga di Sekayu, menilai harganya tidak mahal.

"Banyak pilihan ukuran. Kalau saya membeli hanya untuk membuat sambal di rumah. Karena memang keluarga senang makan sambal. Kalau cobek biasa, suka ada pasir yang tersisa dari semen. Kalau ini berbeda, karena memang dari batu," katanya.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya