Liputan6.com, Lumajang - Safira Faradika (11), siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Joguyudan, Lumajang, Jawa Timur, mengalami kejang-kejang sepulang sekolah. Ia sebelumnya mengikuti vaksinasi measles dan rubella (MR) di sekolah pada Rabu, 6 September 2017.
Ayah korban, Agus Suroso (43), mengatakan sebelumnya korban sempat izin tidak masuk sekolah selama tiga hari karena sakit demam. Setelah merasa sehat, bocah SD itu meminta untuk masuk sekolah pada hari pelaksanaan vaksin MR itu.
Baca Juga
Advertisement
"Setelah ikut suntik campak dan imunisasi rubella, anak saya pulang dan langsung tidur hingga sore. Saat bangun, anak saya pergi ke kamar mandi dan tak lama kemudian anak saya teriak minta tolong disertai kejang-kejang," tutur Agus, Minggu, 10 September 2017.
Dia mengatakan, anaknya sempat dirawat di puskesmas terdekat, tetapi nyawanya tidak bisa diselamatkan. "Anak saya meninggal dunia pada hari Kamis dini hari kemarin," ucapnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, Tri Woro mengaku, pihaknya tidak mengetahui jika korban baru sembuh dari sakit demam.
"Korban meninggal bukan karena imunisasi rubellanya, tetapi karena sebelumnya dia memang sakit. Dan kebetulan, rumah korban juga tetanggaan dengan Puskesmas, maka tentu kita juga sudah takziah kemarin," ujar Tri.